Monday, January 11, 2016

PELANGI DI LANGIT BANGKA - BAG. 85


MAAFKAN AKU EMAK
“jadi kalian tak merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada rio sekarang ini, kalian tak merasakan apa pengaruh yang telah kalian bawa pada anakku..?”
mama menantang emak, sepertnya ini sudah salah kaprah, kenapa lagi mama menyalahkan emak apa yang terjadi padaku.
“apa maksud kamu mega, jangan berbelit belit, kami tak mengerti…memangnya ada apa dengan rio…?”
emak berdiri menantang mata mama tanpa gentar.
“sudahlah ma, emak.. jangan ribut ribut, mama aku minta tolong jangan…”
“kenapa. kamu takut emak kamu tau ya..? dia memang harus tau biar dia sadar apa kekacauan yang telah ia buat terhadap kamu..!”
mama menatapku dingin, aku merasa bagaikan melihat pancaran mata seorang musuh ketimbang seorang ibu.
“katakan saja mega, kamu dari dulu kan suka mendramatisir sesuatu, kenapa sekarang malah ragu..!”
suara emak terdengar seperti sudah bosan, ataukah memang emak memang ingin tau apa yang sebenarnya mau mama katakan tentangku.
“aku menyesal sudah meninggalkan ia disini, aku kira ia akan aman berada di tempat ini, ternyata justru tempat inilah yang membuat anakku celaka…masa depannya hancur karena didikan kalian yang salah..!”
“cukup mega..! dari tadi kamu selalu mengatakan kami salah, memangnya kenapa dengan rio, apa yang terjadi dengannya… sudah cukup kamu selalu menyalahkan kami… kamu juga bukan perempuan yang baik.. kenapa kamu meninggalkan anak kamu dulu, dan sekarang anak kamu lebih menyayangi kami apakah salah aku juga..harusnya kamu berkaca pada diri sendiri ibu macam apa kamu itu, yang untuk mendapatkan cinta anaknya saja begitu sulit…”
aku sangat kaget dengan reaksi emak, tak pernah emak bicara dengan suara yang begitu kerasnya. sampai sampai mama pun langsung terdiam. punggungku dipegang dari belakang, aku menoleh ternyata yuk yanti dan yuk tina.
“dek apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan kami lagi ya..”
yuk tina berbisik. aku menatap yuk tina dan mengangguk.
“iya yuk.. tapi aku juga tak yakin, kalau ayuk tau apa yang sebenarnya terjadi mungkin kalian sendiri yang akan menyuruh aku pergi dari sini…”
“apapun yang terjadi mana mungkin ayuk tega ngusir kamu rio…sekian lama kamu pergi dan membuat kami kangen, setelah kamu kembali lagi, rasanya rumah ini jadi semakin cerah, ayuk akan membelamu apapun yang terjadi ayuk janji..!”
kata kata yuk tina membuat aku benar benar tenang sekali, mungkin yuk tina ingat dulu kami tak pernah akur dan sekarang ia mau mengganti waktu kami yang dulu terbuang percuma itu.
yuk tina kembali diam dan melihat mama dan emak yang sedang berperang mulut.
“kamu itu mega, dari dulu tak juga berubah…seharusnya kamu bangga punya anak seperti rio, kamu harus menghargainya, bukan malah kamu usir seperti sekarang..”
“ayuk tau apa, mana pernah aku mengusir rio..! dia sendiri yang meninggalkan rumah, wajar kalau aku marah dengan kelakuannya, apa ayuk bisa merasakan bagaimana kecewanya aku, rio anak kandungku dan dia telah menghancurkan semua harapanku..”
“makanya aku tanya apa yang sudah dilakukan rio… kenapa sampai kamu begitu marahnya, aku juga mau tau..!”
emak terdengar nyaris senewen. aku makin gemetaran, kenapa mama membuat aku jadi terlihat makin bersalah, padahal sikapnya lah yang membuat aku meninggalkan rumah, waktu itu amalia masih sempat meminta pada mama untuk menahanku tapi mama bersikap seolah aku sudah tak diinginkan lagi dirumah.
“kalau ayuk mau tau tanyakan saja sama rio, kalau memang dia jujur dia akan cerita..!”
lagi lagi mama membuat aku tersudut, semua pandangan sekarang tertuju padaku, aku tau memang maksud mama datang kemari adalah untuk membuat aku malu, aku telah membuat dia kecewa dan sekarang ia mau membalasnya, aku tau mama ingin aku diusir dari rumah ini, agar tujuannya kalau aku kelaparan diluar maka akan pulang dan minta maaf lalu ia akan mengajukan banyak syarat padaku kalau aku mau balik lagi kerumah.
mam salah meslipun nantinya aku juga tak ada tempat disini, yang jelas aku tak akan pulang lagi kerumah mama, aku akan buktikan kalau aku bisa hidup tanpa bergantung pada mama.
“katakan nak apa yang terjadi, kamu tak perlu ragu, emak tau kamu memang sedang ada masalah tapi emak juga bingung kalau kamu tak cerita, emak siap mendengarnya sekarang, apapun yang terjadi kita akan carikan jalan keluarnya.”
emak menghela nafas dengan berat, rasanya aku tak dapat lagi memendam semua terlalu lama, cepat atau lambat ini memang akan terbongkar, aku bingung kenapa mama sampai tau kalau aku sudah ada disini, aku mengira masih lama mama akan menyadari kalau aku sudah tak lagi di palembang.
“katakan saja dek, kami siap mendengarnya, kamu jangan kuatir..”
yuk yanti ikut bicara.
sekarang lah saatnya keluargaku akan tau kalau aku adalah seorang gay, aku harus menahan malu, aku berdoa dalam hati dan mulai bicara.
“aku gay mak…!”
sesaat keheningan menyelimuti ruang tamu, hanya suara tarikan nafas emak yang aku dengar saat ini. aku menunduk tak berani menatap semua yang ada disini.
BRUUK..!!!
suara barang terjatuh membuat kami semua kaget, serempak semuanya menoleh ke pintu.
sejak kapan ia ada disini berdiri ditengah pintu, apakah karena semuanya sedang terfokus padaku hingga tak ada yang tau kalau erwan dan tiara sedang berdiri di sana dan mendengar pengakuanku tadi. dua buah kotak berisi kue black forrest yang hancur teronggok di depan kaki tiara.
“erwan….”
aku mendesis nyaris tak percaya, kenapa aku sampai lupa..padahal kemarin erwan sudah bilang akan mengajak tiara kemari, mereka berdua pasti sudah mendengar pengakuanku sekarang, bisa terlihat dari reaksi mereka yang sangat terkejut.
“maaf… tadi kamu mau menyapa tapi kelihatannya kalian sedang serius…!”
erwan mendadak gagap, sepertinya ia tak enak hati, tiara yang ada disampingnya kelabakan memunguti kue yang berserakan. ku lihat wajah mama tersenyum puas. entah kenapa tiba tiba perasaanku jadi benci sekali pada mama.
lidahku jadi kelu, aku sudah tak dapat lagi menggambarkan bagaimana perasaanku saat ini. mau bicara rasanya tak mampu lagi, mau menatap siapapun yang ada disini aku tak punya keberanian lagi. alangkah tidak enaknya menghadapi situasi yang seperti ini. andai saja saat ini aku harus mati, mungkin aku akan ikhlas daripada aku harus mengalami hal yang seperti ini.
untung saja yuk tina tanggap, ia langsung menghampiri erwan dan tiara lalu mengajak mereka entah kemana, yang jelas aku tau kalau yuk tina tak mau masalah yang sangat pribadi ini sampai didengarkan oleh orang lain. aku sangat berterimakasih atas inisiatif yuk tina walaupun sebenarnya sudah terlambat.
“kamu gay nak…emak tak mengerti, maksud kamu apa?”
tanya emak kebingungan, namun wajah emak seolah di gelayuti mendung, seakan emak berharap kalau ia salah dengar.
“sudah jelas kan yuk, kalau rio bilang ia gay dan itu artinya dia tak normal…rio suka sejenis…!”
“maaf ya buk, bukan bermaksud tak hormat, maksud ibu mengatakan hal ini apa..?”
tanya yuk yanti agak ketus.
“tak usah banyak tanya, kalian harusnya berpikir…sekarang kalian kan sudah tau bagaimana rio sebenarnya, kalian tau dia penyuka sejenis..apakah kalian tak bertanya pada diri kalian sendiri apa yang sebenarnya telah kalian lakukan hingga anak saya sampai begini jadinya..”
“maksud ibu mau menyalahkan kami kalau rio jadi begitu, maaf ya buk, dalam sejarah keluarga kami tak ada yang mendidik rio dengan tak benar, jadi ibu kalau bicara harusnya berpikir dulu, apakah ibu pernah berkaca, memangnya dimana rio selama delapan tahun ini… dia sama ibu kan, dimasa remajanya hingga dewasa ibu yang mendidiknya, jadi kalau menurut ibu kami yang harus bertanggung jawab, rasanya salah orang deh…!”
yuk yanti makin kesal.
“mega, kami tak pernah mengajarkan yang tidak tidak sama rio, maaf mega, yanti benar…tak seharusnya kami yang disalahkan..”
dari suaranya aku tau kalau emak benar benar murka. sementara mama wajahnya cemberut sejadi jadinya. sampai sekarang aku sudah tak dapat berkata apa apa lagi. dalam pikiranku hanyalah membayangkan bagaimana hariku kr depan, apa yang harus aku lakukan andai emak menyuruhku pergi.
“jadi maksud ayuk aku yang bersalah, aku menyesal sempat meninggalkan rio disini bersama kalian, kalau saja aku tau akan begini jadinya tak akan aku datang untuk menjemput dia dulu…!”
kata kata mama membuat aku benar benar merasa terpukul. aku hanya jadi penyesalan baginya, andai saja mama tau apa yang aku rasakan saat ini, betapa aku merasa tak berarti, dia sebagai ibu kandungku tega mengatakan hal seperti itu padaku, aku tak tau apakah dalam hatinya masih ada perasaan sayang padaku.
“kamu yang mengatakan itu mega, tolong nanti kamu jangan menyesal, apapun rio..bagaimanapun dia bagiku akan tetap anakku, aku terima apapun kekurangan dia, kamu tak pantas jadi seorang ibu…silahkan kamu tak mengakui anakmu lagi…tapi kali ini tak akan aku biarkan kamu menyakitinya lagi.. aku akan melindungi rio, dia akan tetap disini bersama kami, tapi ingat..rio sekarang sudah dewasa dan tau mana yang terbaik untuknya…kamu tak akan bisa merebutnya lagi dari kami sekarang, terimakasih mega…kamu telah mengembalikan anakku kesini…!”
bukan hanya mama yang tercengang mendengar kata kata emak, namun aku juga. rasanya aku hampir tak percaya emak barusan mengatakan hal tersebut.
“maksud ayuk apa..?”
desis mama marah.
“kamu orang terpelajar dan saya hanya tamatan sekolah dasar, kamu pasti bisa mengartikan kata kata saya tadi, sudah cukup jelas kan…!”
emak tak kalah dingin.
“pantas saja rio jadi seperti itu, ternyata kalian memang benar benar memuakkan, kalian akan menyesali ini semua, aku tak kan terima…!”
ancam mama pada emak.
“cukup bu mega yang terhormat, saya rasa ibu tak perlu permalukan rio lagi, karena ibu yang akan malu nantinya, kami ini memang keluarga miskin, tapi kami masih punya hati, jadi sebaiknya ibu tak usah ribut ribut, sekarang lebih baik ibu pulang, kami ingin tenang, kalau ada ibu pasti selalu begini…orang terhormat tak boleh bikin ribut dirumah orang buk…!”
yuk yanti yang mungkin sudah tak tahan lagi langsung menyindir mama.
“rio, lebih baik kamu masuk kamar atau kamu temui teman kamu tadi, biar emak yang bicara sama mama kamu ini…!”
perintah emak. aku mengangguk tak membantah, mungkin emak tau kalau aku saat ini sudah kehilangan muka. aku lebih memilih masuk ke kamarku saja. aku belum siap bertemu erwan, dan rasanya aku juga tak akan mau lagi bertemu dengan tiara. erwan pasti tak enak hati sama sepupunya itu karena sudah menawarkan temannya yang gay pada tiara.
aku berpapasan dengan bang hendri yang rupanya dari tadi berdiri diantara ruang tamu dan dapur, ia hanya diam dan menatapku tanpa ekspresi. sementara reza anaknya sedang berdiri sambil menarik narik ujung baju kausnya.
di dalam kamar aku hanya duduk di tepi ranjang, sungguh semua kejadian ini membuat aku sangat shock, kenapa mama harus datang disaat aku mulai merasa tenang, kenapa mamaku sendiri sekarang ini seperti seorang musuh bagiku, begitu besarnya kesalahanku baginya hingga ia mau membuat hidupku kacau, aku bagaikan dikejar musuh yang tak puas kalau aku belum terjatuh.
dari balik jendela aku lihat yuk tina masuk ke dalam rumah sementara erwan dan tiara masuk dalam mobil lalu meninggalkan rumahku. airmataku jatuh memandangi mobil mereka yang makin menjauh. semoga saja erwan masih mau berteman denganku meskipun sekarang dia sudah tau dengan keadaanku.
aku mendengar suara semakin ribut diruang tamu hingga suara bang hendri pun terdengar, sepertinya mereka berantem. aku bergegas keluar dari kamar, bagaimanapun semua keributan ini aku yang menyebabkan, aku tak bisa menghindarinya lagi, kalau mama bisa tegas padaku, aku pun bisa tegas padanya, biarlah apa yang akan ia pikirkan tentang aku, semua sudah diluar batas bagiku.
“sudah cukup tante.. jangan lagi tante buat keributan disini, mereka tak bersalah, kalau ada yang harus disalahkan lebih baik tante salahkan aku..!”
aku sengaja memanggil mama dengan sebutan tante karena hatiku sudah teramat sakitnya. nampaknya itu membuat mama kaget, ia langsung terdiam kehabisan kata yang mau ia lontarkan. emak pun dengan keheranan menatapku.
“aku sudah memilih jalan hidupku, tolong tante jangan lagi ganggu aku, jangan lagi ganggu keluarga kami…kehadiran tante tak pernah di butuhkan disini..tante bukan siapa siapa bagiku…menyesal aku pernah mau ikut tante… kalau mau menyalahkan, salahkan saja adik suami tante yang sudah membuat aku jadi begini, kalau saja dulu aku tak ikut tante, mungkin aku tak akan seperti ini, tante harus tau kalau sebenarnya aku jadi begini karena aku ikut tante…!”
sebenaranya apa yang aku ucapkan tak seiring denagan hatiku, aku menyayangi mama walaupun sekarang ia benci padaku, aku hanya mau mama segera pergi dari sini karena aku tak mau ia terus terusan menyalahkan dan menghina emak.
wajah mama jadi pucat pasi.
“dasar anak tak tau terimakasih, tak akan pernah bahagia hidup kamu telah mempermalukan mama seperti ini, sekarang mama tak perduli lagi apapun yang kamu lakukan…!”
“sudah lah tante, lagipula sudah dari kemarin kemarin tante tak perduli lagi padaku, jadi apa bedanya bagiku, terimakasih tante telah berhasil membuat aku malu, satu pesanku, jangan lagi tante datang kalau memang tante hanya mau membuat keributan, keluargaku sekarang adalah disini, jangan harap aku mau kembali lagi ke palembang..”
“tante juga tak akan sudi kamu kembali kerumah tante…!”
tanpa basa basi lagi mama berbalik dan meninggalkan rumah emak tanpa permisi lagi, aku tau hati mama saat ini sakit, namun mama juga harus tau kalau saat ini hatiku tak kalah sakitnya sama dengan yang ia rasakan. coba seandainya mama mau lebih mengerti padaku, mungkin hal yang seperti ini tak akan terjadi, sekarang aku sudah di cap sebagai anak yang durhaka.
sepeningglnya mama, emak dan kedua ayukku langsung menghampiriku.
“sekarang kamu ceritakan pada emak rio…kenapa kamu sampai jadi begini, emak mau kamu jujur..kalau memang kamu menganggap emak ini ibu kamu…!”
kata emak dengan tegas tak terbantahkan. dengan sisa keberanian yang aku miliki aku ceritakan bagaimana awalnya aku dan om sebastian, hingga kejadian yang membuat aku harus pergi dari rumah. emak dan ayuk ayukku hanya diam mendengarkan tanpa menyela sedikitpun, aku sudah siap andaikan setelah mendengar cerita yang sesungguhnya ini, emak menyuruhku pergi.
“kalau memang sudah begitu mau apa lagi nak, emak juga tak dapat berbuat apa apa, mungkin ini sudah takdir kamu, emak tau tau harus bagaimana….kamu yang menjalaninya dan kamu yang lebih tau apa yang kamu rasakan…”
ternyata tanggapan emak sangat diluar dugaaanku sama sekali, aku tak menyangka kalau emak akan mengatakan hal itu, aku kira emak akan kecewa padaku.
“e…emak tak marah padaku mak..?”
aku masih kurang yakin.
“untuk apa emak marah nak, emak tau bukannya mudah yang kamu jalani itu, apapun kamu, bagaimanapun kamu adalah anak emak…tak ada yang berubah, kalaupun kamu ada masalah nanti kita akan cari bagaimana cara untuk menyelesaikannya, emak tak mau kamu jadi stress gara gara masalah ini…”
kata emak lirih sambil memegang tanganku seolah emak ingin meyakinkanku kalau ia tak marah. aku jadi semakin merasa bersalah, akutau jauh dalam hati emak pasti ia sangat kecewa, namun harus bagaimana lagi kalau memang inilah kenyataan yang harus dihadapi. bukan satu perkara yang mudah untuk merubah hati.
“iya dek, jangan kamu pikirkan lagi masalah itu, anggap saja tak pernah terjadi..ayuk akan bantu adek semampu yang ayuk bisa lakukan, saat ini yang kita butuhkan adalah bersatu agar kita lebih kuat.. tapi dek, ayuk juga kasihan sama mama adek, dia sangat kecewa saat adek menentangnya tadi..”
yuk tina menambahkan.
“aku mengatakannya tadi tak sepenuh hati yuk, aku hanya ingin mama segera pergi dan tak menambah keributan yang tak perlu, ayuk tau sendiri bagaimana mama…dia susah untuk diajak berunding kalau sudah kecewa..”
“jadi sekarang kamu jangan berlaku aneh aneh rio, tetaplah disini, apapun yang terjadi tak akan ada yang bisa mengubah kalau kamu adalah bagian dari keluarga ini..”
imbuh yuk yanti sambil menggendong reza.
“kalau begitu kita kembali ke dapur saja, entah apa kabar masakan kita…”
emak mengingatkan. seolah tak pernah terjadi apa apa semua kembali dalam kesibukan yang tadi sempat tertunda.
*************


hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini

1 comment:

  1. ini judulnya Rio kan ? yang katanya dibuat jadi novel dulu pernah baca di blognya tomzack

    ReplyDelete