MAAFKAN AKU EMAK
“jadi
kalian tak merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada rio
sekarang ini, kalian tak merasakan apa pengaruh yang telah
kalian bawa pada anakku..?”
mama menantang emak, sepertnya ini sudah salah kaprah, kenapa lagi mama menyalahkan emak apa yang terjadi padaku.
“apa maksud kamu mega, jangan berbelit belit, kami tak mengerti…memangnya ada apa dengan rio…?”
emak berdiri menantang mata mama tanpa gentar.
“sudahlah ma, emak.. jangan ribut ribut, mama aku minta tolong jangan…”
“kenapa.
kamu takut emak kamu tau ya..? dia memang harus tau biar dia
sadar apa kekacauan yang telah ia buat terhadap kamu..!”
mama menatapku dingin, aku merasa bagaikan melihat pancaran mata seorang musuh ketimbang seorang ibu.
“katakan saja mega, kamu dari dulu kan suka mendramatisir sesuatu, kenapa sekarang malah ragu..!”
suara
emak terdengar seperti sudah bosan, ataukah memang emak
memang ingin tau apa yang sebenarnya mau mama katakan
tentangku.
“aku menyesal sudah meninggalkan ia
disini, aku kira ia akan aman berada di tempat ini, ternyata
justru tempat inilah yang membuat anakku celaka…masa depannya
hancur karena didikan kalian yang salah..!”
“cukup
mega..! dari tadi kamu selalu mengatakan kami salah,
memangnya kenapa dengan rio, apa yang terjadi dengannya… sudah
cukup kamu selalu menyalahkan kami… kamu juga bukan perempuan
yang baik.. kenapa kamu meninggalkan anak kamu dulu, dan
sekarang anak kamu lebih menyayangi kami apakah salah aku
juga..harusnya kamu berkaca pada diri sendiri ibu macam apa
kamu itu, yang untuk mendapatkan cinta anaknya saja begitu
sulit…”
aku sangat kaget dengan reaksi emak, tak
pernah emak bicara dengan suara yang begitu kerasnya. sampai
sampai mama pun langsung terdiam. punggungku dipegang dari
belakang, aku menoleh ternyata yuk yanti dan yuk tina.
“dek apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan kami lagi ya..”
yuk tina berbisik. aku menatap yuk tina dan mengangguk.
“iya
yuk.. tapi aku juga tak yakin, kalau ayuk tau apa yang
sebenarnya terjadi mungkin kalian sendiri yang akan menyuruh
aku pergi dari sini…”
“apapun yang terjadi mana
mungkin ayuk tega ngusir kamu rio…sekian lama kamu pergi dan
membuat kami kangen, setelah kamu kembali lagi, rasanya rumah
ini jadi semakin cerah, ayuk akan membelamu apapun yang
terjadi ayuk janji..!”
kata kata yuk tina membuat
aku benar benar tenang sekali, mungkin yuk tina ingat dulu
kami tak pernah akur dan sekarang ia mau mengganti waktu kami
yang dulu terbuang percuma itu.
yuk tina kembali diam dan melihat mama dan emak yang sedang berperang mulut.
“kamu
itu mega, dari dulu tak juga berubah…seharusnya kamu bangga
punya anak seperti rio, kamu harus menghargainya, bukan malah
kamu usir seperti sekarang..”
“ayuk tau apa, mana
pernah aku mengusir rio..! dia sendiri yang meninggalkan
rumah, wajar kalau aku marah dengan kelakuannya, apa ayuk
bisa merasakan bagaimana kecewanya aku, rio anak kandungku
dan dia telah menghancurkan semua harapanku..”
“makanya aku tanya apa yang sudah dilakukan rio… kenapa sampai kamu begitu marahnya, aku juga mau tau..!”
emak
terdengar nyaris senewen. aku makin gemetaran, kenapa mama
membuat aku jadi terlihat makin bersalah, padahal sikapnya
lah yang membuat aku meninggalkan rumah, waktu itu amalia
masih sempat meminta pada mama untuk menahanku tapi mama
bersikap seolah aku sudah tak diinginkan lagi dirumah.
“kalau ayuk mau tau tanyakan saja sama rio, kalau memang dia jujur dia akan cerita..!”
lagi
lagi mama membuat aku tersudut, semua pandangan sekarang
tertuju padaku, aku tau memang maksud mama datang kemari
adalah untuk membuat aku malu, aku telah membuat dia kecewa
dan sekarang ia mau membalasnya, aku tau mama ingin aku
diusir dari rumah ini, agar tujuannya kalau aku kelaparan
diluar maka akan pulang dan minta maaf lalu ia akan mengajukan
banyak syarat padaku kalau aku mau balik lagi kerumah.
mam
salah meslipun nantinya aku juga tak ada tempat disini, yang
jelas aku tak akan pulang lagi kerumah mama, aku akan
buktikan kalau aku bisa hidup tanpa bergantung pada mama.
“katakan
nak apa yang terjadi, kamu tak perlu ragu, emak tau kamu
memang sedang ada masalah tapi emak juga bingung kalau kamu
tak cerita, emak siap mendengarnya sekarang, apapun yang
terjadi kita akan carikan jalan keluarnya.”
emak
menghela nafas dengan berat, rasanya aku tak dapat lagi
memendam semua terlalu lama, cepat atau lambat ini memang
akan terbongkar, aku bingung kenapa mama sampai tau kalau aku
sudah ada disini, aku mengira masih lama mama akan menyadari
kalau aku sudah tak lagi di palembang.
“katakan saja dek, kami siap mendengarnya, kamu jangan kuatir..”
yuk yanti ikut bicara.
sekarang
lah saatnya keluargaku akan tau kalau aku adalah seorang
gay, aku harus menahan malu, aku berdoa dalam hati dan mulai
bicara.
“aku gay mak…!”
sesaat
keheningan menyelimuti ruang tamu, hanya suara tarikan nafas
emak yang aku dengar saat ini. aku menunduk tak berani
menatap semua yang ada disini.
BRUUK..!!!
suara barang terjatuh membuat kami semua kaget, serempak semuanya menoleh ke pintu.
sejak
kapan ia ada disini berdiri ditengah pintu, apakah karena
semuanya sedang terfokus padaku hingga tak ada yang tau kalau
erwan dan tiara sedang berdiri di sana dan mendengar
pengakuanku tadi. dua buah kotak berisi kue black forrest yang
hancur teronggok di depan kaki tiara.
“erwan….”
aku
mendesis nyaris tak percaya, kenapa aku sampai lupa..padahal
kemarin erwan sudah bilang akan mengajak tiara kemari,
mereka berdua pasti sudah mendengar pengakuanku sekarang,
bisa terlihat dari reaksi mereka yang sangat terkejut.
“maaf… tadi kamu mau menyapa tapi kelihatannya kalian sedang serius…!”
erwan
mendadak gagap, sepertinya ia tak enak hati, tiara yang ada
disampingnya kelabakan memunguti kue yang berserakan. ku
lihat wajah mama tersenyum puas. entah kenapa tiba tiba
perasaanku jadi benci sekali pada mama.
lidahku jadi
kelu, aku sudah tak dapat lagi menggambarkan bagaimana
perasaanku saat ini. mau bicara rasanya tak mampu lagi, mau
menatap siapapun yang ada disini aku tak punya keberanian
lagi. alangkah tidak enaknya menghadapi situasi yang seperti
ini. andai saja saat ini aku harus mati, mungkin aku akan
ikhlas daripada aku harus mengalami hal yang seperti ini.
untung
saja yuk tina tanggap, ia langsung menghampiri erwan dan
tiara lalu mengajak mereka entah kemana, yang jelas aku tau
kalau yuk tina tak mau masalah yang sangat pribadi ini sampai
didengarkan oleh orang lain. aku sangat berterimakasih atas
inisiatif yuk tina walaupun sebenarnya sudah terlambat.
“kamu gay nak…emak tak mengerti, maksud kamu apa?”
tanya emak kebingungan, namun wajah emak seolah di gelayuti mendung, seakan emak berharap kalau ia salah dengar.
“sudah jelas kan yuk, kalau rio bilang ia gay dan itu artinya dia tak normal…rio suka sejenis…!”
“maaf ya buk, bukan bermaksud tak hormat, maksud ibu mengatakan hal ini apa..?”
tanya yuk yanti agak ketus.
“tak
usah banyak tanya, kalian harusnya berpikir…sekarang kalian
kan sudah tau bagaimana rio sebenarnya, kalian tau dia
penyuka sejenis..apakah kalian tak bertanya pada diri kalian
sendiri apa yang sebenarnya telah kalian lakukan hingga anak
saya sampai begini jadinya..”
“maksud ibu mau
menyalahkan kami kalau rio jadi begitu, maaf ya buk, dalam
sejarah keluarga kami tak ada yang mendidik rio dengan tak
benar, jadi ibu kalau bicara harusnya berpikir dulu, apakah
ibu pernah berkaca, memangnya dimana rio selama delapan tahun
ini… dia sama ibu kan, dimasa remajanya hingga dewasa ibu
yang mendidiknya, jadi kalau menurut ibu kami yang harus
bertanggung jawab, rasanya salah orang deh…!”
yuk yanti makin kesal.
“mega,
kami tak pernah mengajarkan yang tidak tidak sama rio, maaf
mega, yanti benar…tak seharusnya kami yang disalahkan..”
dari
suaranya aku tau kalau emak benar benar murka. sementara
mama wajahnya cemberut sejadi jadinya. sampai sekarang aku
sudah tak dapat berkata apa apa lagi. dalam pikiranku
hanyalah membayangkan bagaimana hariku kr depan, apa yang
harus aku lakukan andai emak menyuruhku pergi.
“jadi
maksud ayuk aku yang bersalah, aku menyesal sempat
meninggalkan rio disini bersama kalian, kalau saja aku tau
akan begini jadinya tak akan aku datang untuk menjemput dia
dulu…!”
kata kata mama membuat aku benar benar
merasa terpukul. aku hanya jadi penyesalan baginya, andai
saja mama tau apa yang aku rasakan saat ini, betapa aku
merasa tak berarti, dia sebagai ibu kandungku tega mengatakan
hal seperti itu padaku, aku tak tau apakah dalam hatinya
masih ada perasaan sayang padaku.
“kamu
yang mengatakan itu mega, tolong nanti kamu jangan menyesal,
apapun rio..bagaimanapun dia bagiku akan tetap anakku, aku
terima apapun kekurangan dia, kamu tak pantas jadi seorang
ibu…silahkan kamu tak mengakui anakmu lagi…tapi kali ini tak
akan aku biarkan kamu menyakitinya lagi.. aku akan melindungi
rio, dia akan tetap disini bersama kami, tapi ingat..rio
sekarang sudah dewasa dan tau mana yang terbaik untuknya…kamu
tak akan bisa merebutnya lagi dari kami sekarang,
terimakasih mega…kamu telah mengembalikan anakku kesini…!”
bukan
hanya mama yang tercengang mendengar kata kata emak, namun
aku juga. rasanya aku hampir tak percaya emak barusan
mengatakan hal tersebut.
“maksud ayuk apa..?”
desis mama marah.
“kamu
orang terpelajar dan saya hanya tamatan sekolah dasar, kamu
pasti bisa mengartikan kata kata saya tadi, sudah cukup jelas
kan…!”
emak tak kalah dingin.
“pantas
saja rio jadi seperti itu, ternyata kalian memang benar
benar memuakkan, kalian akan menyesali ini semua, aku tak kan
terima…!”
ancam mama pada emak.
“cukup
bu mega yang terhormat, saya rasa ibu tak perlu permalukan
rio lagi, karena ibu yang akan malu nantinya, kami ini memang
keluarga miskin, tapi kami masih punya hati, jadi sebaiknya
ibu tak usah ribut ribut, sekarang lebih baik ibu pulang,
kami ingin tenang, kalau ada ibu pasti selalu begini…orang
terhormat tak boleh bikin ribut dirumah orang buk…!”
yuk yanti yang mungkin sudah tak tahan lagi langsung menyindir mama.
“rio, lebih baik kamu masuk kamar atau kamu temui teman kamu tadi, biar emak yang bicara sama mama kamu ini…!”
perintah
emak. aku mengangguk tak membantah, mungkin emak tau kalau
aku saat ini sudah kehilangan muka. aku lebih memilih masuk
ke kamarku saja. aku belum siap bertemu erwan, dan rasanya
aku juga tak akan mau lagi bertemu dengan tiara. erwan pasti
tak enak hati sama sepupunya itu karena sudah menawarkan
temannya yang gay pada tiara.
aku berpapasan dengan
bang hendri yang rupanya dari tadi berdiri diantara ruang
tamu dan dapur, ia hanya diam dan menatapku tanpa ekspresi.
sementara reza anaknya sedang berdiri sambil menarik narik
ujung baju kausnya.
di dalam kamar aku hanya duduk
di tepi ranjang, sungguh semua kejadian ini membuat aku
sangat shock, kenapa mama harus datang disaat aku mulai
merasa tenang, kenapa mamaku sendiri sekarang ini seperti
seorang musuh bagiku, begitu besarnya kesalahanku baginya
hingga ia mau membuat hidupku kacau, aku bagaikan dikejar
musuh yang tak puas kalau aku belum terjatuh.
dari
balik jendela aku lihat yuk tina masuk ke dalam rumah
sementara erwan dan tiara masuk dalam mobil lalu meninggalkan
rumahku. airmataku jatuh memandangi mobil mereka yang makin
menjauh. semoga saja erwan masih mau berteman denganku
meskipun sekarang dia sudah tau dengan keadaanku.
aku
mendengar suara semakin ribut diruang tamu hingga suara bang
hendri pun terdengar, sepertinya mereka berantem. aku
bergegas keluar dari kamar, bagaimanapun semua keributan ini
aku yang menyebabkan, aku tak bisa menghindarinya lagi, kalau
mama bisa tegas padaku, aku pun bisa tegas padanya, biarlah
apa yang akan ia pikirkan tentang aku, semua sudah diluar
batas bagiku.
“sudah cukup tante.. jangan lagi tante
buat keributan disini, mereka tak bersalah, kalau ada yang
harus disalahkan lebih baik tante salahkan aku..!”
aku
sengaja memanggil mama dengan sebutan tante karena hatiku
sudah teramat sakitnya. nampaknya itu membuat mama kaget, ia
langsung terdiam kehabisan kata yang mau ia lontarkan. emak
pun dengan keheranan menatapku.
“aku sudah memilih
jalan hidupku, tolong tante jangan lagi ganggu aku, jangan
lagi ganggu keluarga kami…kehadiran tante tak pernah di
butuhkan disini..tante bukan siapa siapa bagiku…menyesal aku
pernah mau ikut tante… kalau mau menyalahkan, salahkan saja
adik suami tante yang sudah membuat aku jadi begini, kalau
saja dulu aku tak ikut tante, mungkin aku tak akan seperti
ini, tante harus tau kalau sebenarnya aku jadi begini karena
aku ikut tante…!”
sebenaranya apa yang aku ucapkan
tak seiring denagan hatiku, aku menyayangi mama walaupun
sekarang ia benci padaku, aku hanya mau mama segera pergi
dari sini karena aku tak mau ia terus terusan menyalahkan dan
menghina emak.
wajah mama jadi pucat pasi.
“dasar
anak tak tau terimakasih, tak akan pernah bahagia hidup kamu
telah mempermalukan mama seperti ini, sekarang mama tak
perduli lagi apapun yang kamu lakukan…!”
“sudah lah
tante, lagipula sudah dari kemarin kemarin tante tak perduli
lagi padaku, jadi apa bedanya bagiku, terimakasih tante telah
berhasil membuat aku malu, satu pesanku, jangan lagi tante
datang kalau memang tante hanya mau membuat keributan,
keluargaku sekarang adalah disini, jangan harap aku mau
kembali lagi ke palembang..”
“tante juga tak akan sudi kamu kembali kerumah tante…!”
tanpa
basa basi lagi mama berbalik dan meninggalkan rumah emak
tanpa permisi lagi, aku tau hati mama saat ini sakit, namun
mama juga harus tau kalau saat ini hatiku tak kalah sakitnya
sama dengan yang ia rasakan. coba seandainya mama mau lebih
mengerti padaku, mungkin hal yang seperti ini tak akan
terjadi, sekarang aku sudah di cap sebagai anak yang durhaka.
sepeningglnya mama, emak dan kedua ayukku langsung menghampiriku.
“sekarang
kamu ceritakan pada emak rio…kenapa kamu sampai jadi begini,
emak mau kamu jujur..kalau memang kamu menganggap emak ini
ibu kamu…!”
kata emak dengan tegas tak terbantahkan.
dengan sisa keberanian yang aku miliki aku ceritakan
bagaimana awalnya aku dan om sebastian, hingga kejadian yang
membuat aku harus pergi dari rumah. emak dan ayuk ayukku
hanya diam mendengarkan tanpa menyela sedikitpun, aku sudah
siap andaikan setelah mendengar cerita yang sesungguhnya ini,
emak menyuruhku pergi.
“kalau memang sudah begitu
mau apa lagi nak, emak juga tak dapat berbuat apa apa,
mungkin ini sudah takdir kamu, emak tau tau harus
bagaimana….kamu yang menjalaninya dan kamu yang lebih tau apa
yang kamu rasakan…”
ternyata tanggapan emak sangat
diluar dugaaanku sama sekali, aku tak menyangka kalau emak
akan mengatakan hal itu, aku kira emak akan kecewa padaku.
“e…emak tak marah padaku mak..?”
aku masih kurang yakin.
“untuk
apa emak marah nak, emak tau bukannya mudah yang kamu jalani
itu, apapun kamu, bagaimanapun kamu adalah anak emak…tak ada
yang berubah, kalaupun kamu ada masalah nanti kita akan cari
bagaimana cara untuk menyelesaikannya, emak tak mau kamu
jadi stress gara gara masalah ini…”
kata emak lirih
sambil memegang tanganku seolah emak ingin meyakinkanku kalau
ia tak marah. aku jadi semakin merasa bersalah, akutau jauh
dalam hati emak pasti ia sangat kecewa, namun harus bagaimana
lagi kalau memang inilah kenyataan yang harus dihadapi.
bukan satu perkara yang mudah untuk merubah hati.
“iya
dek, jangan kamu pikirkan lagi masalah itu, anggap saja tak
pernah terjadi..ayuk akan bantu adek semampu yang ayuk bisa
lakukan, saat ini yang kita butuhkan adalah bersatu agar kita
lebih kuat.. tapi dek, ayuk juga kasihan sama mama adek, dia
sangat kecewa saat adek menentangnya tadi..”
yuk tina menambahkan.
“aku
mengatakannya tadi tak sepenuh hati yuk, aku hanya ingin
mama segera pergi dan tak menambah keributan yang tak perlu,
ayuk tau sendiri bagaimana mama…dia susah untuk diajak
berunding kalau sudah kecewa..”
“jadi sekarang kamu
jangan berlaku aneh aneh rio, tetaplah disini, apapun yang
terjadi tak akan ada yang bisa mengubah kalau kamu adalah
bagian dari keluarga ini..”
imbuh yuk yanti sambil menggendong reza.
“kalau begitu kita kembali ke dapur saja, entah apa kabar masakan kita…”
emak mengingatkan. seolah tak pernah terjadi apa apa semua kembali dalam kesibukan yang tadi sempat tertunda.
*************
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
ini judulnya Rio kan ? yang katanya dibuat jadi novel dulu pernah baca di blognya tomzack
ReplyDelete