Monday, January 11, 2016

ML DENGAN POLISI 2


Jam 5 pagi aku terbangun karena merasa sesak hendak kencing alias pipis.
Kulihat dia tidur lelap menyamping menghadap aku. Selimut yang kami
pakai agak melorot sampai sebatas lutut. Sarung yang dia kenakan juga
melorot sedikit lebih dalam. Saat aku duduk, aku memperhatikan wajahnya
yang lelap dalam dengkurannya. Karena masih mendengkur, aku menyempatkan
melotot selangkangannya. Ternyata dia ngaceng, dengan posisi menyamping,
searah ban celana dalamnya. Besar juga ukurannya. Tetapi masih seimbang
dengan badannya yang mulai gendut, walau gak gendut-gendut amat. Ada
sampai 4 menit aku menikmati pemandangan itu. Namun karena air burungku
sudah amat sesak akupun turun dan melangkah ke kamar mandi sambil
memperbaiki posisi celana pendekku, dan juga kontolku yang ngaceng
melihat pemandangan tadi.

Sehabis pipis, sebelum naik tidur kembali, aku menambahkan kayu ke
perapian yang masih sedikit membara. Kutuang sedikit minyak agar
langsung menyala. Di samping api yang sudah menyala kujerangkan ceret
tempat air tehku yang terbuat dari stainless steel. Hanya sekedar
memanaskan karena itu adalah air minum yang sudah dingin.

Aku kembali menuju tempat tidur. Yang pertama sekali kuperhatikan tetap
selangkangannya. Namun aku heran posisi kontolnya yang mengarah sesuai
ban celana dalamnya tadi, sekarang suadah tegak lurus mengarah ke
pusarnya. Kepala kontolnya yang tak bersunat, menyembul keluar melewati
lingkar kepala jamurnya. Dan posisi tidurnyapun sudah terlentang, namun
selimutnya masih sebatas lutut. Karena dia tidak mendengkur lagi, aku
cepat-cepat mengalihkan pandanganku dan perhatianku. Aku kembali
merebahkan badan dan kutarik selimut dan memperbaiki selimut buat dia.
Tanganku kuletakkan di atas perut.

Mungkin karena pengaruh kuselimuti tadi, diapun bergerak kembali
menyamping mengarah ke badanku. Aku diam saja. Aku mulai memejamkan mata
kembali walau aku tau pasti aku takkan bisa tidur lagi. Dalam pikiranku
aku teringat adegan film Brokeback Mountain. Dalam hati juga aku
tersenyum sendiri andainya itu terjadi oleh kami. Belum habis aku
memengahayalkan film tersebut, tangannya bergerak menangkap setengah
jari telunjukku. Dalam hati aku berpikir apa sih maksudnya? Sekejap itu
juga aku ad aide. Kudorong jari telunjukku ke arah genggamannya. Dan dia
semakin mempererat genggamannya. Kutarik sedikit dia melepas. Kudorong
kembali dia kembali menggenggam erat. Kuyakini itu adalah sebuah kode
atau sinyal atau lampu hijau. Serta merta kuputar badanku mengarah
kepadanya. Dia kupeluk erat dan ternyata diabalasnya dengan pelukan erat
pula. Lalu aku tak segan-segan menempelkan mulutku ke mulutnya yang
dibalasnya dengan kuat. Aku menghindari spasi antara mulutnya dengan
mulutku agar tidak terlalu jauh. Agar aroma nafas naga tidak tercium.
Dia malah lebih melumat lidahku. Dan lidah serta bibirku saling
bergantian lumat melumat.

Tanpa bicara apa-apa, dia menarik badanku dengan pelukannya ke atasnya.
Kini aku telah berada di atas perut dia, tanganku mulai menjelajah dalam
kaus polisinya. Dan tangan kananku kerhasil menangkap putting susunya
dan langsung kupilin dengan lembut. Sementara tangan kiriku menjelajah
dengan susah payah di bagian punggungnya. Kedua tangannya dalam
pelukannya yang makin erat, mengelus dan menggosok punggungku dalam
kausku. Sangat nikmat sekali. Pantatku kutekan sambil kugesek-gesekkan.
Terasa sekali kedua kontol kami sudah maksimal kerasnya.

Oleh pilinan jariku di putting susunya, dia bergerak hebat dan melenguh
dalam permainan mulut kami. Napas mualai memburu di antara kami. Tangan
kirikupun bergerak lebih leluasa mempererat pelukannku. Setelah puas
kedua putingnya kupermainkan, tangan kananku mulai menjalar ke bagian
bawah meraba ke dalam celana dalamnya. Wow kugenggam kontolnya yang
sudah mengeras seperti pentungan. Lumayan besar untuk genggamanku.
Ukurannya sama dengan punyaku.

Tangannyapun tak kalah. Dia memasukkan kedam celanaku, bagian belakang.
Dia meremas bongkahan pantatku. Aku merasa nikmat. Jari tangan kananku
menjepit ban celana dalamnya dan kudorong ke bawah. Diapun tau dan
mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya terbebas dari pantatnya.
Diapun bertindak yang sama ke celanaku. Celana pendekku dan celana
dalamku di dorongnya sekaligus.

Namun aku melepaskan mulutku dari mulutnya. Dan melorot dalam
pelukannya. Mulutku menjelajahi jakunnya. Dia mengangkat dagunya
tinggi-tinggi, sehingga aku bebas menjilatinya. Namun karena hasratku
akan kontolnya, aku segera menarik kausnya ke atas agar mulutku mendarat
di putingnya.

"Ahhhhhh…. Hmmmmpph…..hmphhhh" dia melenguh dan mengangkat badannya
seakan menggeliat, saat aku menggigit kedua putingnya bergantian.
Tangannya di kepalaku. Aku kemudian melorotkan badanku lagi. Dan kukecup
bagian atas jembutnya. Dan tangan kiriku menggengam kontolnya dan
kupilin-pilin ke pipiku dengan telapak tanganku. Tangan kananku masih
memilin putting susunya. Dan sesekali kuusap dada dan perutnya saat
jariku hendak berpindah ke putting yang lain. Aku melorotkan celananya
lagi hingg lepas dari kakinya. Aku meremas-remas pahanya. Kemudian aku
memasukkan kontolnya ke dalam mulutku. Kupaksa sebisa mungkin untuk
mengulumnya.

"Ahhh…ahhhhh sshshshshsh….. ahhhhh" dia merasakan enaknya kulumanku.
Kulihat dia menggigit bibir bawahnya menahan nikmat yang kuberikan. Aku
sediri sambil berjongkok melepaskan kedua celanaku karena mersa olah
gerakku terganggu. Setelah puas mengulum kontolnya, aku kembali merayap
mengejar mulutnya, yang disambutnya dengan lahap. Dan kembali kami
berpelukan sangat erat.

Dalam pelukan erat itu, dia meutar badan kami sehingga aku berada di
bawah. Setelah bebarapa saat, dia melorot seperti yang kulakukan tadi.
Tapi kali ini aku menarik kausnya ke atas dan diapun merentangkan
tanggannya keatas. Terbebaslah kausnya. Kini dia sudah telanjang bulat.
aku semakin gairah melihat dia bugil begitu.

Selama permainan ini kami tidak pernah kontak mata. Sekalipun aku
beberapa kali melihat wajahnya. Tetapi dia selalu menutup mata. Yang ada
hanya bibir yang komat kamit menikmat.

Dia menarik kausku kini yang kuimbangi dengan mengangkat badanku. Dia
melepaskan kausku dan mencampakkanya ke pinggir tempat tidur. Dia
langsung menuju kontolku dan mengulumnya. Memaju mundurkan kepalanya.
Aku imbangi dengan mengangkat pantatku. Oh betapa nikmatnya kulumannya.

Beberapa saat kemudian aku menarik wajahnya menuju wajahku dan
berciuman. Kembali permainan mulut dan lidah kami mainkan. Sambil
berciuman, kontol dengan kontol juga selalu gesek menggesek, tekan
menekan. Kemudian kuputar badan kami agar aku kembali di atas. Selama
itu pula mulut tak pernah lepas. Kemudian dia melingkarkan kakinya di
pahaku bagian belakang. Dia semakin mempererat pelukannya. Dan gesekan
yang dia berikan di kontolnya semakin intens. Aku tau dia sudah dekat.
Aku mengimbanginya dengan lumatan dan gesekan yang makin kuperketat.

Kemudian dia mengangkat pantatnya setinggi mungkin dan gesekan ku
perkuat. Seiring dengan lenguhannya di mulutku, aku merasakan lahar
panas membasahi pusar dan kontolku. CROT…..CROT…..CROT.CROOTTTTTTTTT.
Dan terkahir dia menurunkan pantatnya. Dan kuluman bibirnyapun melemah.
Namun aku masih kuat mengesekkan kontolku ke kontolnya. Aku melepaskan
kulumanku dari mulutnya dan kubenamkan wajahku ke telinganya. Aku
merasakan getaran yang dalam di tubuhku. Aku tahu aku sudah dekat,
kubenamkan wajahku sedalm mungkin dan pelukanku kupererat. Seakn dia
tahu, diapun mengimbanginya. Dan kemudian menyemburlah laharku diatas
perutnya. CROT………CROT……..CROT.CROT…CROTTTTTTTT…

Aku berhenti sejenak di atas tubuhnya. Pelukan kami sudah melemah.

Kemudian aku medaratkan mulutku kemulunya dan disambutnya. Kemudian aku
mengangkat wajahku barulah dia membuka matanya. Dia tersenyum, akupun
tersenyum. Kembali kulumat bibirnya sebentar dan kutarik kembali. Dia
masih tersenyum

"Terima kasih ya! " katanya, yang langsung kusambut dengan menempel jari
telunjukku ke bibirnya. Kemudian aku menjatuhkan badan dan mengambil
kausku tadi. Kemudian aku melap sperma yang sudah meluas di perut kami.

Setelah itu aku turun dan mengambil celanaku dan langsung kukenakan.
Kubiarkan dia masih di tempat tidur. Aku menoleh ke dia dan aku
tersenyum, diapun tersenyum. Aku melangkah ke perapian, mengambil ceret
dan membawanya untuk membuatkan kopi.

Senin, 14 September 2015


Disogok satpam

Siang itu aku pergi ke kantor PLN untuk mencari data-data laporan
praktek kerjaku. Sampai di sana kulihat kantor sudah sepi. Cuma ada
seorang Satpam yang duduk di kantornya. Karena sebelumnya aku sudah
sering ke situ, dengan tenang aku melangkah masuk ke pintu gedung. Tapi
"Hei, mau ke mana kamu ?" Satpam itu tiba-tiba menegurku.
"Mau ke ruang Pemasaran, Pak "jawabku sambil menghentikan langkah.
Satpam itu melangkah mendekat. Ia tidak terlalu tua. Mungkin sekitar
30-an. Badannya bagus, tinggi dan tegap. Rambutnya model Akabri.
Wajahnya cakep tapi kelihatan tidak ramah.
"Kantornya sudah tutup "katanya dingin.
"Tapi saya sudah janji ketemu sama Pak Sutopo di sana, Pak "kilahku.
"Pak Toponya sudah pulang dari tadi "jawabnya, "sudahlah, lain kali saja
..."
"Tapi ini penting sekali "kataku ngotot.
"Apanya yang penting ? Lebih penting mana dengan tugas saya menjaga
kantor ini ? Kalau sampai ada apa-apa yang hilang, apa kamu juga
menganggap itu penting ? Sudah, pergi sana ... "usirnya.
Aku menjadi naik darah mendengarnya.
"Huh, jadi Satpam aja sok "gerutuku, "tak-emut kuwi ..."
Sebenarnya aku reflek mengucapkan kata-kata itu. "Tak-emut kuwi' yang
dalam bahasa Jakarta mungkin diucapkan 'Kuemut sekalian, dah ...' sering
diucapkan teman-temanku untuk menggoda salah seorang rekan yang
kebetulan rambutnya plontos alias tidak ada rambutnya. Maksudnya 'kuemut
sekalian ubun-ubunmu itu'. Tapi aku lupa yang kuhadapi sekarang bukan
temanku, tapi Satpam cakep yang galak ini. Diam-diam aku berharap dia
tidak mendengar kata-kataku barusan. Tapi harapanku meleset.

"Apa katamu ? "tanyanya keras, "coba ulangi ... "

Aku agak keder juga mendengar suaranya.

"Ayo,ulangi ... "

"Tak-emut kuwi ... "ulangku pelan.

Dia mencengkeram lenganku.

"Berani kamu, ya. Tau rasa kamu kalau taksuruh ngemut betulan ... "

Aku diam saja.

"He, mau kamu taksuruh ngemut punyaku ?"bentaknya.

Aku tetap diam.

Tiba-tiba dia menyeretku ke dalam gedung.

"Sini kamu "katanya sambil terus menyeretku, "kamu harus diberi
pelajaran ... "

Dia membawaku ke ruangan kosong di belakang. Sampai disitu aku didorong
jatuh ke lantai.

"Duduk dan ikuti perintahku "katanya.

Aku duduk bersandar dinding. Satpam itu kulihat melolosi ikat
pinggangnya. Lalu membuka ritsleting celana birunya yang ketat. Sekejap
celana dalam putihnya kelihatan.

Selangkah demi selangkah ia mendekatiku. Sekarang selangkangannya persis
di depan wajahku.

"Sekarang, buka ! "perintah Satpam itu.

Dengan gemetar aku meraih segitiga itu. Mengusap tonjolannya sebentar,
kemudian dengan perlahan menurunkan karet celana dalam itu.

O, My God ! Satpam itu mempunyai kontol yang bagus dan 'segar'. Pertama
kelihatan ujungnya yang berwarna merah tua keunguan. Bekas sunatannya
tampak mulus, seolah-olah dia dilahirkan sudah dalam keadaan tersunat.
Lubang kontolnya sempit. Sempat kubuka lubang itu dan kulihat lorong
yang basah di dalamnya. Batas antara kepala kontol dengan batangnya
tampak jelas berupa tepian melengkung yang bagus. Kuturunkan lagi celana
itu. Batang kontolnya penuh dengan urat-urat kontol. Kantung pelirnya
bergantung kencang. Rambutnya ... ia mempunyai rambut-rambut halus dari
bawah pusar, terus melebat ke bawah dan menyemak di sekitar kontolnya,
ke samping kanan dan kiri terus ke belakang sampai pantat. Rambutnya
keriting dan panjang-panjang. Rambut tubuhnya juga lebat di sekitar paha
dan kakinya.

"Sekarang kau emut itu ! "perintah yang punya kontol ,tetap dengan nada
dingin dan keras.

Aku mulai dengan menjilat-jilat kantung pelirnya, sesekali mengulum
'telur'nya. Sementara tanganku mengusap-usap batang kontolnya terutama
di perbatasan dengan kepalanya. Terasa kontolitu makin lama makin
mengeras. Kunikmati bau dan rasa selangkangan Satpam itu dengan sepenuh
hati.

Terus kulanjutkan dengan menjilat menyusur batang kontolnya terus makin
ke atas. Akhirnya kulingkari kepala kontol itu dengan lidahku untuk
kemudian mulai kumasukkan ke mulutku.

Reaksi pertama dari Satpam itu adalah terdengar dengusan nafasnya, tapi
mulutnya tidak bersuara sedikit pun.

Kumasukkan kepala kontol itu dalam-dalam. Bibirku sampai menyentuh
pangkalnya. Kumainkan langit-langit mulut dan lidahku untuk menggelitiki
batang kontol di dalam mulutku habis-habisan, membuat wajahnya kulihat
memerah kepuasan. Dadanya turun naik. Terengah-engah. Tapi ia masih saja
tak bersuara.

Setelah itu aku mulai menggerakkan mulutku maju mundur,membuat kontol
itu keluar masuk lubang mulutku. Suara kecipak kontol dengan mulut
terdengar di ruangan itu. Tanganku memegang kedua belah pantatnya. Cukup
lama kegiatan itu berlangsung sampai kusadari badannya ternyata tidak
pasif,namun ikut bergerak maju mundur. Bahkan kemudian gantian aku yang
kecapekan membiarkan kontolnya yang aktif bergerak maju mundur keluar
masuk lubang mulutku.

Karena kontolnya cukup panjang, setiap ia menyorongkan
kontolnya,kepalaku agak mundur ke belakang untuk menghindari kontolnya
supaya tidak masuk terlalu dalam. Selain itu agar aku bisa mengambil
nafas dengan enak. Rupanya ia tidak menyukai hal ini.

Tiba-tiba saja ia memegang kepalaku lalu mendorong kepalaku menempel
tembok. Selangkangannya digeser tepat di depan wajahku, sehingga
kepalaku sekarang terhimpit di antara selangkangan dan tembok di
belakangku. Kepalaku tidak bisa berkutik lagi.

Akhirnya Satpam itu bisa dengan puas menyatroni lubang mulutku. Tiap
kali ujung kontol itu masuk, ia menekannya dalam-dalam hingga aku sampai
hampir keselak. Bahkan gerakan kepalaku ke samping pun ia halangi dengan
memegang kedua sisi kepalaku erat-erat. Mulutku akhirnya pasrah menerima
sepak terjang kontolnya.

Makin lama gerakannya makin liar. Kulihat wajahnya sudah memerah padam
dan giginya menggigit bibir bawahnya. Dadanya dan pahanya membasah oleh
keringat. Terdengar bunyi nafasnya yang memburu.

Akhirnya detik-detik puncak pun tiba. Pertama pegangan di kepalaku
terasa makin erat, nyaris meremas rambutku. Kemudian terdengar keluhan
dan erangan yang tidak jelas dari mulutnya. Sementara itu gerakannya
semakin cepat dan liar. Di mulutku kontol itu terasa besar dan hangat.

Suatu saat kulihat matanya memejam lalu mulutnya yang sedari tadi tak
bersuara mulai mengeluarkan erangannya yang keras.

"Oooogggggghhhhhhhhh ............. "

Lalu terasa di mulutku cairan laki-lakinya yang hangat, mula-mula
menetes sedikit, berikutnya terasa semprotannya keras mengenai bagian
belakang mulut. Pada saat orgasme ini gerakannya tidak terkendali.
Sekitar sepuluh detik kemudian kukeluarkan kontol itu dari mulutku yang
sudah penuh cairannya. Pada saat di tanganku kontol itu masih berdenyut
dan menyemprotkan cairan putih kental ke mukaku. Kutuntaskan
kenikmatannya dengan mengocok kontolnya memakai tanganku.

Orgasmenya masih berlangsung beberapa detik kemudian, ditandai dengan
keluarnya air maninya meskipun tidak lagi tersemprot hebat. Sampai
akhirnya tetes-tetes cairan itu habis dan ia menarik nafas panjang kepuasan.

Kuseka sisa air main di ujung kontolnya dan di mukaku. Ketika kulihat
wajahnya saat ia berpakaian kembali,kuharap ada seberkas senyum
diberikan kepadaku. Tapi sia-sia. Ia masih memasang wajah dingin dan
garang seperti tadi.

Akhirnya setelah selesai berpakaian, ia menarikku keluar.

"Sudah, pulang sana. Lain kali saja ke sininya ... "usirnya.

Aku terpaksa mengalah. Nggak apa-apa deh, tugas ketunda. Yang penting
hari ini aku bisa ngerasain kontol seorang Satpam yang biar galak tapi
cakep!

hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini

3 comments:

  1. Gw Chinese cr Yang kost daerah Grogol sekitarnya add 2bb158c1 pngn dfuck polisi scurity satpam kotol gede n dll DTgg

    ReplyDelete
  2. Gw Chinese cr Yang kost daerah Grogol sekitarnya add 2bb158c1 pngn dfuck polisi scurity satpam kotol gede n dll DTgg

    ReplyDelete
  3. Gw Chinese cr Yang kost daerah Grogol sekitarnya add 2bb158c1 pngn dfuck polisi scurity satpam kotol gede n dll DTgg

    ReplyDelete