Monday, February 8, 2016

Kuli Pemecah Batu

Kuli Pemecah Batu


SYNOPSIS: Dua kontol segede hammer menghunjam masuk dilobang pantatku sekaligus.

          Aku berjalan didekat bangunan tempat tinggal sementara . Sore itu tampak empat orang sedang beristirahat didepan bangunan tersebut, tubuh mereka kekar berotot terlatih karena pekerjaan mereka yang cukup berat memakai tenaga, terbungkus dengan pakaian wearpack ( coverall ) biru tua yang sudah buram dan terbuka tak berkancing dibagian dada sehingga mempertontonkan ke kekaran tubuh mereka, membuat jantungku berdesir keras dan keinginanku untuk ngentot dan di entot muncul seketika.
Aku masuk mendekati mereka sambil menawarkan rokok yang memang sengaja selalu kubawa untuk pembuka bahan pembicaraan dengan orang yang aku taksir.
" Mau rokok, Mas" tawarku kepada mereka
" Wah, kebeneran nih... boleh Mas" seru salah seorang yang paling muda, sekitar 20 an tahun, yang belakangan kuketahui bernama Maman. Dia datang menghampiri ku dan mengambil sebatang rokok dari bungkus rokok yang kusodorkan dan mengajakku untuk gabung bersama mereka. " Mampir Mas, ngobrol dengan teman teman" katanya ramah Aku tak menolak tawaran tersebut, karena memang itulah yang kuharapkan dari tadi. Sambil menawarkan rokok kepada kuli yang lain aku memperhatikan mereka satu persatu.
Maman, kuli yang paling muda, rambutnya gondrong tak beraturan mencapai pundaknya yang bidang. Baju wearpack terbuka yang dipakainya sedemikian lusuh robekan dikedua lututnya dan dibelakang bahunya, menampakkan otot punggung dan otot perut yang kekar, pada saat menunduk untuk mengambil posisi tempat duduk disamping temannya terlihat olehku jembutnya yang tebal menutupi panggkal batang kontolnya . Cecep dan Enday juga tak kalah seksinya, wearpack yang dipakai robek dibagian pantat sehingga aku dapat melihat daging buah pantat yang kencang dan menggugah selera dan didepannya robek pula setentang pangkal paha sehingga pada posisi tertentu kepala kontol mereka mengintip dari balik robekan tersebut. Dan kuli yang paling tua, agaknya pemimpin kelompok mereka, Andin, sekitar 35 an tahun, berkumis tebal, berbulu dada dan paling kekar diantara mereka, tanpa merasa risih sedang mengeluarkan kontolnya didepan kami untuk kencing, aliran kencingnya besar dan deras membasahi tumpukan batu yang belum dipecah oleh mereka. Tanpa memasukkan kembali kontolnya kedalam wearpack dia mendatangi aku untuk meminta rokok yang kutawarkan. "Boleh rokoknya, Mas?" pintanya padaku.
"Ho... oh, boleh aja. Ini cerutu besar boleh diisep nggak?”, tanyaku sambil mengelus kontol gede Andin yang menggantung didepanku.
" Boleh aja, apa mas mau?" tanyanya kembali padaku sambil menghidupkan rokoknya dengan seakan tak perduli terhadap elusan tanganku pada kontolnya yang berurat gede itu.
" Iya, isep aja Mas, biar malam ini aku aman nggak di boolin dia." kata Maman sambil cengengesan.
" Euleuh... euleuh, paling juga minta ama aku atau ama Enday.", kata Cecep menimpali ucapan si Maman sambil tangannya mengelus pantat Maman.
Aku mendekatkan mukaku kekontol Andin sambil mulai menjilati lobang kencingnya yang besar itu. Ujung lidahku ku gerakkan kekiri kekanan dengan cepat diseputar lobang kencing si Andin. Dia mengelinjang sedikit kegelian. Bau keringat laki laki dari kontol dan jembut Andin menambah gairahku untuk lebih agresif memainkan kontolnya dengan lidahku. Tapi sesaat kemudian Andin selangkah mundur dan sambil menarik tanganku dia berkata "Jangan disini Mas, banyak orang lewat...Ayo masuk kedalam bedeng." Dia menarikku sambil masuk kedalam bedeng diikuti oleh ketiga kuli yang lain sambil berkomentar dalam bahasa Sunda yang tidak kumengerti.
Didalam bedeng kembali kontol Andin yang mulai mengembang aku emut, jilat, isap dan telan sampai ke kerongkongan. Sementara ketiga kuli yang lain mulai menelanjangiku sambil mengelus elus pantat dan menjepit pentilku.
"Putih ya pantatnya, Mas." seru si Cecep. Jarinya mulai memasuki lobang pantatku dengan gerakan berputar putar melebarkan lobang pantatku. Mula-mula dengan satu jari kemudian dua jari dan akhirnya tiga jari yang kasar merojok lobang pantatku. Aku merasa sakit namun akhirnya nikmat juga terutama ketika buku-buku jari Cecep keluar masuk melebarkan otot cincin lobang pantatku, mengakibatkan badanku berkelojotan dibuatnya. Sementara, dengan setiap kelojotan badanku, kontol Andin semakin dalam pula masuk kemulutku. "Mpppphh... nggghhh..... hnggghhh" aku tak dapat berkata kata karena mulutku telah penuh dengan batang kontol Andin yang telah mengembang sempurna akibat emutan dan isepanku itu. Dan tak lama kemudian terasa pula Cecep mulai menyodokkan kontolnya kelobang pantatku yang telah melebar akibat rojokan jarinya. "Masih seret, jilatin lobang pantatnya, Man!" perintah Cecep pada Maman. Dan akupun makin menggelinjang ketika lidah si Maman mulai menjilati lobang pantatku dan membasahinya dengan ludahnya agar kontol Cecep dapat meluncur dengan mudah kedalam lobang pantatku. Sementara itu Andin mulai menggoyangkan pinggulnya sambil memegang kepalaku mengentoti mulutku dengan beringas... Wow... entah berapa kali aku keselek oleh kontolnya yang keluar masuk kerongkonganku. Shrriieeek... terdengar suara robekan, ternyata Enday yang dari tadi menonton aktivitas kami sudah sangat horny membesarkan robekan wearpack dibagian pangkal pahanya sehingga kontolnya yang ngaceng keluar dengan sempurna dan kemudian ... shrriieeekkk... merobek bagian pantat wearpack Maman yang sedang menungging menjilati lobang pantatku, serta merta menyodomi si Maman. Cecep dengan buas merojok kontolnya kelobang pantatku sambil sesekali mengeluarkannya dan menyodokkan kontolnya kemulut Maman yang masih berada disekitar pantatku secara bergantian. Ke empat kuli ini mengentot masih memakai wearpacknya masing masing sedangkan aku sendiri yang telanjang bulat. Wearpack mereka semakin basah kuyup oleh keringat yang lengket kebadan dan membasahi tubuh kekar mereka karena udara didalam bedeng sore itu masih panas -dan semakin panas lagi dengan kegiatan kentot mengentot tersebut. "Pancuuut... shhh... ngghhhhh... pancuuuut " teriak Cecep ketika menyemburkan air maninya yang hangat dalam jumlah banyak didalam lobang pantatku. Posisinya segera digantikan kontol super gede si Andin yang lepas mengentoti mulutku pindah merojok lobang pantatku yang masih terbuka dan masih licin oleh air mani karena kontol Cecep baru saja keluar. Kini kontol Enday yang masih basah dari lobang pantat Maman masuk kedalam mulutku dan si Maman kulihati sedang menjilati membersihkan kontol Cecep yang baru saja menumpahkan air maninya didalam lobang pantatku tadi.
"Hngggghhh.... ahhhh... shhh... ahhhh, crott... croottt... crrrooottt " Enday melepaskan tembakannya kemukaku. Spermanya bermuncratan kesana kemari sehingga rambut dahi mata hidung dan mulutku basah oleh spermanya yang kental. Dan Andin semakin ganas bagaikan banteng liar menghunjamkan kontolnya yang terasa berdenyut denyut dilobang pantatku sementara kedua tangannya memelukku dari belakang memelintir kedua pentilku dengan kasar dan kumisnya yang kasar menyucuk punggungku ketika dia menggigit bahuku membuat aku kembali kelojotan dibuatnya. Semakin aku kelojotan semakin ganas pula dia menghajar lobang pantatku hingga bulu jembutnya menggelitik pinggir lobang pantatku dan kedua biji pelernya beradu dengan biji pelerku.
"Ahhh... enak Kang, ueenaaaak... entot lebih dalam, lebih keras Kaaaaang... owww... sshhh ahhh" teriakku.
Kini Maman nglocoin kontolnya pula didepanku sambil mendesah dan mengusap pentilnya yang telah mengencang. Croot croott crroooottt... kembali siraman air mani hangat membasahi wajahku yang masih berleleran dengan air mani Enday. setelah itu Maman memasukkan kontolnya kedalam mulutku untuk dibersihkan olehku. Hujaman kontol Andin dilobang pantatku semakin cepat dan semakin tak beraturan, diiringi lenguhan panjang dan badan yang bergetar mengejang bagaikan kerbau digorok. Andin menumpahkan spermanya dilobang pantatku berkali kali, ada 10 atau 11 kali kontol gede Andin berdenyut sambil ngecret sehingga serasa memenuhi rongga ususku dan melimpah ruah tumpah mengalir dipahaku. Kini keempat tergolek lemas kelelahan dibedeng itu, keringat membasahi sekujur tubuh mereka. Baju wearpack yang dipakai telah lengket ditubuh kekar mereka membuat pemandangan semakin menaikkan gairahku. Aku sendiri yang belum ngecret, maka kini aku berdiri telanjang bulat ngloco didepan 4 kuli yang tergolek lemas itu. Dan ketika air maniku hendak keluar kontolku yang tegang 100% kuarahkan pada mereka. Satu persatu kusemprotkan spermaku ke dada, muka dan kontol mereka yang sedang terkulai. Kemudian satu persatu dari mereka pula kujilati kembali tumpahan spermaku diatas dada mereka yang bidang, kekar berotot dan berkeringat hingga bersih. Tindakanku itu rupanya menaikkan nafsu mereka kembali, kini giliran aku kembali yang menerima akibatnya, dua kontol segede hammer sekaligus menghunjam masuk dilobang pantatku dan dua kontol lagi merojok mulutku.... ohh, tak terperikan nikmatnya di gang bang oleh yang haus seks itu. Aku pulang dengan gontai, berlumuran sperma disekujur tubuhku, mulut dan lobang pantatku perih tak terkira namun membuat aku tersenyum bila mengingatnya hingga sekarang.

hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini

1 comment:

  1. Gw Chinese cr Yang kost daerah Grogol sekitarnya add 2bb158c1 pngn dfuck polisi scurity satpam n dll DTgg

    ReplyDelete