Karena studyku tidak kunjung kelar. Sementara tiap bulan aku selalu
minta tambahan uang kiriman. Maka aku diultimatum ayah untuk melanjutkan
kuliah di kota kelahiranku, yaitu kota Malang saja. Memang kuliahku
berantakan karena aku terjerumus ke pergaulan bebas kota metropolitan,
sehingga tidak memperdulikan studyku.
Setelah mengurus semua surat-surat kepindahan dari Kota Jakarta,
pindahlah aku ke kota Malang dan mendaftar di salah satu perguruan
tinggi swasta. Di kota Malang, aku tinggal di rumah budhe dari ayahku.
Budhe mempunyai 3 orang anak cowok. Anak pertama bernama Dion, umurnya
16 tahun. Anak kedua bernama Ferdian berumur 13 tahun. Anak ketiga
bernama Galih berumur 11 tahun. Walaupun mereka bertiga masih ABG tetapi
tubuhnya bongsor dan sehat, mungkin karena gizi dan hormon yang berlebihan.Untuk singkatnya, aku mulai dengan pengalaman bersama Dion yang berumur 16 tahun dan baru duduk di kelas I SMU. Pada suatu siang, kami berdua belajar di ruang keluarga.
Kebetulan jika ada waktu lowong, ketiga ponakanku ini sering minta
diajari mengenrjakan PR atau dibimbing pelajaran yang kurang dimengerti.
Aku sebagai kakak ponakan yang telah mengenyam bangku kuliah, dengan
senang hati membimbing dan mengajari pelajaran yang mereka kurang
mengerti. Aku suka sekali mengajari dan membimbing para ponakanku ini.
Karena mereka baik-baik, penurut.
“Om.. tolong pijatin dong betis kakiku, capek nih tadi habis olah raga di sekolah,” kata Dion tiba tiba.Wah…
kesempatan datang nih pikirku. “Ayo.. kamu tengkurap di sofa aja ya?”
jawabku kegirangan karena merasa mendapatkan kesempatan.Kemudian Dion
telengkup di sofa dan aku duduk di ujung sofa, telapak kakinya
kuletakkan di atas pahaku dan aku mulai memijat kakinya. Dengan pelan
dan penuh perasaan, aku mulai memijat dari pergelangan kaki terus naik
ke atas betis, bergantian kaki kiri dan kanan. Ketika aku asyik memijat
betis kaki kanannya, tanpa aku sadari telapak kaki Dion menempel sesaat
di kemaluanku dan kontan darahku mengalir kencang serta kemaluanku
menjadi keras. Aku perhatikan Dion, apakah dia sengaja atau tidak
sengaja, tetapi dia santai saja. Kemudian aku teruskan memijat betisnya
dan kejadiannya berulang lagi, karena sekali ini aku yakin Dion sengaja,
maka aku nekat menarik telapak kakinya dan menempelkannya di
kemaluanku, ternyata Dion diam saja dan hal ini bagiku merupakan lampu
hijau.Kurasakan Dion merespon, telapak kakinya menekan-nekan halus
kemaluanku dan ini membuat kepalaku mulai sakit karena nafsuku mulai
naik.
“Dion.. kita pindah ke kamar kamu yuk.., supaya lebih rileks,” kataku penuh dengan harapan.
“Wew..kenapa? Kenapa ga disini saja”jawab Dion “Ups…aku salah sangka neh.”pikirku.
“Disini ga enak. Ayo di kamar kamu saja, biar Om bisa sambil liat VCD
atau dengerin mp3,”jawabku sekenanya. “Boleh lahh..,” kata Dion, dan ini
membuatku kegirangan.
Setelah di dalam kamarnya, Dion langsung telungkup di atas ranjang dan
aku mulai melanjutkan pijatanku. Sebelumnya aku ke kamarku duu,
mengambil VCD di dalam tasku. Lalu sesampai di kamar Dion kuhidupkan VCD
bokep itu. Aku teruskan memijit Dion sambil melihat tayangan dari VCD.
Saat pertengahan CD, ada adegan cowok yang merintih-rintih saat dioral
cowok dan cewek bersamaan. Memang aku sengaja menyetel VCD threesome,
dua cowok dan satu cewek. Aku lihat reaksi Dion yang mengintip apa yang
sedang aku setel di VCD playernya. Ternyata Dion tidak protes, malah
semakin konsentrasi melihat VCD porno itu. Aku mulai lebih nekat, sambil
memijat betisnya, telapak kakinya kutempelkan di kemaluanku dan Dion
masih terdiam saja.
Aku yang terangsang melihat VCD porno itu, semakin tidak terkontrol.
Telapak kakinya kugeser-geser dan di arah selanganganku. Rupanya Dion
bereaksi dan langsung menekan-nekan halus. Wajahku mulai terasa panas
dan nafasku pendek-pendek, aku mulai horny tetapi aku harus sabar dan
tidak boleh terburu-buru, takut Dion shock dan menyebabkan semuanya
berantakan. “Om ini kenapa? Kok kayaknya ada yang mengeras”,tanya Dion.
Aku diam saja tapi dengan perlahan, aku melepaskan celana panjangku dan
kini hanya mengenakan celana saja.
Ketika merasakan benda asing yang mengeras, Dion tampaknya agak kaget
dan terdiam sebentar, tetapi tidak lama kemudian dia mulai menggerakan
telapak kakinya kembali. Mungkin dia merasakan perbedaan celana jins
yang kupakai dengan celana pendek tipis yang kupakai sekarang. Ujung
jari kakinya bergerak di luar celana pendekku yang tipis ini. Sesaat
kakinya menyentuh halus biji kemaluanku dan terus naik ke atas sampai ke
batang penis dan kepala penisku. Kadang-kadang ditempelkannya seluruh
telapak kakinya dan rasanya aku benar-benar terangsang hebat akibat
ulahnya. Kupegang telapak kakinya dan kulebarkan jari jempolnya,
kuselipkan batang kejantananku di antara jari jempol kakinya dan
kujepitkan kejantananku naik turun.
“Heii…..apa-apaan neh”,tanya Dion. Aku diam saja sambil terus memijit
Dion dengan lembut. Karena reaksi Dion tidak terlalu frontal, aku
semakin berani. Kontolku yang masih terbungkus celana dalam tipis itu
terus kugesek-gesekkan di kakinya. Wah.. rasanya benar-benar nikmat.
Kuperhatikan Dion diam saja, tapi aku yakin dia pasti sangat horny juga.
Karena aku takut air maniku cepat muncrat keluar, kuhentikan jepitan
jari kakinya dan kuteruskan memijat. Pelan tetapi pasti, aku mulai
memijat pahanya, karena dia juga memakai celana pendek maka dapat
kurasakan kehalusan kulit pahanya yang putih dan lembut. Tanganku terus
naik ke atas, ke pangkal dalam pahanya, bagian dalam pahanya kupijat
pelan sambil sekali-kali kuraba. Dapat kurasakan sekali-kali Dion
mengencangkan pahanya, aku yakin kontol Dionpun pasti lagi tegang.
Kemudian aku pindah ke pantatnya, di sana kupijat dengan
memutar-mutarkan telapak tanganku sambil menekan-nekan.
Kulihat Dion mulai menggigit bantal dan menggesek-gesekan badannya di
ranjang. Karena aku tidak mau permainan ini cepat selesai, karena aku
cepet ejakulasi maka aku memutuskan menurunkan libidoku sedikit.
Tanganku mulai memijat pinggang dan punggung Dion. Gerakan tanganku
biasa saja karena aku menginginkan libido Dion menurun sedikit. Ketika
aku memijat bahu Dion, aku sengaja duduk menimpa pantatnya. Sekarang
saatnya naik lagi, sambil memijat dan meraba lehernya, batang
kejantananku kugesek-gesekan di bokongnya. Sekali-kali kumasukkan jari
kelingkingku ke dalam kupingnya dan Dion menggelinjang kegelian. Aku
semakin horny, dengan telungkup di atas tubuhnya kujilat-jilat leher dan
belakang kupingnya. Dion mendesah-desah kegelian dan keenakan.
“Oke Dion.. sekarang pijat bagian depan,” kataku sambil membalikkan badannya yang telungkup.
“He eh..” jawab Dion terdengar lemas.
Setelah Dion terlentang, aku duduk di samping tubuhnya dan mulai memijat
pahanya. Kupijat pelan-pelan bagian dalam pahanya, Dion memejamkan
matanya dan begitu menikmatinya. Tanganku kunaikkan sedikit, tetapi
tidak sampai menyentuh kemaluannya, aku ingin Dion benar-benar terbakar.
Kemudian tanganku pindah ke perutnya, kaosnya kusibakkan sedikit.
Sambil meraba-raba perutnya yang kencang dan putih, kusempatkan
menggelitik pusarnya dengan jari kelingkingku. Nafas Dion terdengar
menderu-deru dan dia mulai mendesah-desah keenakan.
“Aduh Om… geli sekali..,” katanya sambil membuka mata.
“Ngga apa-apa Dion, tahan sedikit dan nikmati saja.” kataku berusaha menenangkannya.
Posisi duduk kugeser ke samping kepalanya. Sambil tetap memijat dan meraba-raba perutnya.
Tanganku turun ke bawah, kurasakan kontol Dion juga telah tegang sekali.
Aku elus-elus dari luar celana pendeknya. Dion melenguh dan menikmati
elusan tanganku. Aku semakin berani. Kuselipkan tanganku ke balik celana
pendeknya. Kudapati bulu-bulu jembutnya. Dengan hati hati kusentuh
kontol Dion yang telah tegang dengan ujung jariku. Dion menggeliat
sambil terus terpejam matanya. Karena tidak ada respon penolakan, aku
jadi lebih berani bertindak jauh. Kupelorotkan celana dalamnya, lalu
kupegang kontol Dion yang teracung keras itu. Aku kocok dan kuelus
dengan lembut. Tubuh Dion bergetar menikmati kocokan tanganku pada
kontolnya. Aku semakin bertindak jauh, kudekatkan mukaku dan mulutku ke
kontolnya. Kulihat kontol itu berwarna kemerahan, dengan warna batang
kuning kecoklatan bersih. Panjangnya sekitar 17 cm lebih. Cukup panjang
juga untuk anak seumuran dia. Tapi ukurannya tidak terlalu besar dan
kontol itu belum berurat. Dan jujur aku suka sekali dengan kontol yang
lurus dan tidak terlalu besar seperti ini.
Lidah kujulurkan dan kusentuh kepala kontol Dion. Tubuh Dion terhenyak
kaget merasakan sensasi dingin dari ujung lidahku. Mata Dion terbuka dan
melihat ke arahku. Aku tersenyum dan mengangguk. “Mau diapain
Om?”tanyanya polos. Kamu diam saja, nikati saja yah. Pokoknya enak
kok”,rayuku. Dion terdiam, sehingga aku semakin berani lanjutkan aksiku.
Kujulurkan lidahku dan kulingkari kepala kontolnya. Kujejali ujung
kontol Dion, tepat di mulut lubang keluarnya kencing. Lalu kulumuri
seluruh batang kontol itu, dan kulumat habis. Kukulum kepala kontol
Dion, hingga seluruh batang masuk ke mulut dan menyentuh tengorokanku.
Aku hampir tersedak, karena kontol itu begitu panjangnya. Ada kepuasaan
saat ujung kontol itu menyentuh langit-langit tenggorokan dan menerobos
masuk tenggorokanku. Badan Dion bergetar dan mulutnya mendesis-desis
merasakan kuluman dan rasa hangat kuluman mulutku.
Lalu aku keluarkan kontol itu dan kumaju mundurkan mulutku. Sehingga
Dionpun menggeliat geliat merasakan sensasi oral seks yang mungkin belum
pernah dirasakannya. Sambil terus mengulum kontol Dion, aku berputar
posisi. Kini kaki Dion tepat di atasku. Dan aku raih tangan Dion agar
meraba dan memegang kontolku. Awalnya kurasakan tangan itu agak ogah
melakukannya. Kubimbing tangan itu tetap di dalam calana dalamku. Kini
kontolku ada dalam genggaman tangan Dion. Karena sudah tidak kuat
menahan hasrat dan gejolak. Ku keluarkan penisku yang sudah semakin
keras itu. Lalu perlahan kudekatkan ke wajah Dion. Bibirnya bergetar
karena baru sekali ini melihat penis dan dari dekat sekali. Kubiarkan
Dion memandang dan menikmatinya dari dekat. Biarlah kontolku tidak
dihisapnya. Karena memang kurasa belum waktunya, bagi anak remaja yang
baru mengalami permainan sejenis ini.
Mulutku terus menghisap dan mengulum kontolnya. Sesekali jari tanganku
mempermainkan buah pelernya dan bergerak kebawah dan kuselipkan ke
lipatan bongkahan pantatnya. Terasa bulu anusnya yang halus.
Kupijat-pijat sambil kuraba-raba. Sekali kali kusentuh lubang anusnya.
Dion mengelinjang kegelian dan keenakan. Batang kejantananku semakin
kudekatkan ke wajahnya dan kugosok-gosokan di pipinya yang halus, mata
Dion terpejam malu, tetapi aku yakin ia menikmatinya karena wajahnya
memerah dan nafasnya menjadi sangat berat.
“Om… kepala Dion sakit, nyut-nyutan..,” katanya sambil membuka matanya yang terpejam tadi.
“Oke Dion… Om tuntaskan permainan ini ya..?” kataku melepaskan celana
dalamnya total. Aku berubah posisi lagi, dan kii aku ada dihadapan Dion.
Kubuka pahanya lebar-lebar dan kakinya kuangkat dan kutaruh di bahuku.
Kulihat kontolnya tegang teracung. Kontol itu basah mengkilap oleh
ludahku. Pelan-pelan kujilat pahanya dan terus turun ke bagian dalam
lipatan bawah kontolnya.
“Shhh… ah… geli Om…,” Dion menggelinjang. Kuangkat paha Dion, sehingga lubang anusnya tampak.
Kujilat-jilat sekitar lubang anusnya, dan sekitar selangkangannya.
“Ah… Om… Dion ngga tahan Om..,” Dion mulai meracau liar.
Sementara itu pinggulnya mulai bergoyang-goyang.
“Tahan Dion dan nikmati saja,” kataku.
Terus kujilat dan kuhisap kontolnya sambil jari telunjukku kutusuk
sedikit-sedikit ke lubang anusnya, sementara tanganku yang satunya
meremas-remas dada dan memilin-milin putingnya yang sudah keras.
“Aduh… ampun… Om… shhh… ahhh..,” suaranya serak.
“Om… Om.., enak… geli… ahhh… aduhhh..,” racaunya.
Kupikir sekaranglah saatnya untuk membuat Dion merasakan nikmatnya seks
yang sesungguhnya. Kupercepat semua gerakanku menghisap dan mengulum
kontolnya, semakin cepat dan cepat. Sambil pinggulnya kuangkat, jari
telunjukku telah masuk ke lubang anusnya. Kulumuri dengan lelehan ludah
di skrotumnya. Lalu kuganti dengan dua jari tangan. Setelah kurasakan
Dion agak relaks, kukocok kontolku sambil kuarahkan ke lubang pantat
itu. Dengan lumuran air liur dan ludah di kepala kontolku, aku yakin
akan mempermudah masuknya kepala kontolku ke lubang anus Dion.
Dengan sedikit menekan pantatku, kepala kontolku masuk di lubang anus
Dion. Kulihat Dion terhenyak merasakan benda asing masuk ke lubang
pembuangannya. Aku tidak mau tergesa-gesa dan menimbulkan trauma sakit
pada Dion. Maka kutahan gerakanku, dan kucabut lagi kepala kontolku.
Lalu aku lumuri lagi dengan ludahku. Sambil mulutku terus melumat dan
mengulum batang kontol yang panjang itu. Rupanya ada keuntungan dengan
posisi seperti ini, ditunjang batang kontol Dion yang panjang. Sehingga
aku bisa tetap mengulum kontolnya sementara kontolku menerobos lubang
anusnya. Kucoba kesempatan kedua ini dengan lebih pelan agar Dion
relaks. Kepala kontol itu masuk dan reaksi Dion tidak lagi seperti tadi.
Aku bersabar diri agar Dion cukup relaks dan dinding anusnya bisa
menerima desakan kontolku. Selang beberapa menit, kumusakkan secara
perlahan batang kontolku ke lubang anus Dion. Tapi rupanya reaksinya
sungguh hebat, ketika batang kontolku mulai masuk setengahnya dan
melesak masuk di lubang anus Dion. Kurasakan kontol Dion di mulutku
berkedut-kedut dan berdenyut denyut seolah akan memuncratkan sesuatu.
“Omm….Dion…Dioonn. mauu….Dion mauu.”kata katanya tidak sempat
diselesaikan, tetapi sperma panas sudah melesak muncrat dan menyembur di
mulutku. Satu semburan mengenai tenggorokanku dan kurasakan rasa getir
campur asin. Saat itulah kontolku kelesakkan seluruhnya hingga batang
kontolku amblas semuanya di lubang anus Dion. Rupanya Dion mencapai
kenikmatan dan klimas yang luar biasa karena kontolnya hangat dalam
kulumanku dan anusnya disodok oleh kontolku. Saat semprotan sperma itu
muncrat, kuiringi dengan hentakan kontolku menusuk lubang anusnya.
Sungguh kurasakan nikmat dan hangat saat kontolku dijepit jepit oleh
anusnya yang berkontraksi karena spermanya terpompa keluar. Dua
semprotan, anusnya berkedut. Tiga semprotan, dinding anusnya
berkontraksi. Empat semprotan rasa hangat kurasakan di dinding anusnya.
Lima semburan, hingga sembilan semburan diiringi hentakan badan Dion
membuatku juga merasakan sensasi luar biasa oleh lubang sempit anus Dion
ini.
Karena takut akan efek sensitif setelah seorang cowok mencapai
ejakulasi, maka kucabut kontolku dari lubang anusnya. Mungkin bisa
kucoba lain kali saja untuk menyodomi anus Dion dengan hajaran dan
hentakan yang lebih hebat, sambil aku ejakulasi di dalam. Untuk kali
ini, biar aku selesaikan ejakulasiku dengan onani di depan muka Dion.
Saat kucabut kontolku, kurasakan Dion terhenyak dan kaget. Lalu
kuarahkan kontolku tepat dimuka Dion. Kukocok kocok kontolku dengan
pijatan dan remasan agar cepat keluar. Hingga akhirnya kurasakan desakan
dari dalam magma spermaku yang akan muncrat. Crottt…spermaku muncrat
dan mengenai pipi Dion. Crottt…semburan kedua mengenai bibir dan
hidungnya. Crtoottt…semburan sprmaku yang ketiga mengenai dahi dan
kelopak matanya. Crottt..semburan ke empat dan kelima agak melemah, dan
spermaku hanya mengalir saja dan jatuh di leher Dion.
Kemudian aku merasakan sendi sendiku melemas. Aku merebahkan diri di
sebalah Dion yang juga kulihat kelelahan. Sesaat kubelai belai
tangannya, dan kuusap spermaku yang memenuhi mukanya. Sperma itu mulai
meleleh dan aku ambil kaos singletku untuk melapnya. Sambil kubersihkan
sperma itu, kucium kening dan bibir Dion. Dan Dion memandangiku dengan
penuh tanda tanya. Setelah kubersihkan sisa-sisa spemaku di muka Dion,
aku keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri
SELESAI
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah
sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan
cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
No comments:
Post a Comment