Kisah
yang ingin kuceritakan adalah sebuah kisah nyata yang dimulai sekitar
tahun 1994, sebuah kisah indah yang berakhir sedih dan yang menjadikan
hidupku hancur lebur seperti sekarang ini. Kisah ini aku coba ceritakan
kepada teman teman sekalian setelah hampir 5 tahun aku memendamnya. Aku
berharap Sandy yang kucintai akan membaca tulisan yang aku tulis ini.
Dan aku berharap pada suatu saat dia mau kembali di sisi Koko Tony yang
pernah dia kenal dulu.
Maaf
kalau cerita ini saya singkat karena kalau diceritakan semua akan
terlalu panjang. Cerita ini adalah cerita nyata yang pernah aku alami.
Dan maaf jika kisah ini tidak se'hot' cerita lainnya namun aku ingin
mengungkapkan sisi lain seorang 'gay'.
*****
Kisahku
ini dimulai ketika aku masih duduk di bangku kelas 2 sebuah SMP di kota
Solo, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Aku tahu bahwa diriku "Gay"
sejak aku di bangku SD kelas 6. Ketika itu aku mulai akil baliq dan aku
heran kenapa aku terangsang jika melihat teman-teman cowokku buang air
kecil di kamar mandi. Saat aku melihat kontol mereka aku pun merasa
terangsang dan kadang aku mengimajinasikannya dalam tidurku. Dan pertama
kali aku mimpi basah aku memimpikannya dengan seorang cowok. Aku
berusaha untuk menyukai cewek tapi aku tidak pernah punya perasaan
apapun terhadap cewek.
Dan
ketika aku menginjakkan kakiku di SMP kelas 1 aku mulai belajar
memainkan kontolku sendiri (onani). Aku belajar itu dari temen
sekelasku, dan kadang aku membayangkan kontolnya yang sudah disunat rapi
itu.
Petualanganku
dimulai sejak SMP, waktu aku mengikuti kegiatan renang aku sering mandi
bareng bersama temanku yang bernama Adi. Kadang selesai renang aku
mengintip dia ketika dia sedang ganti pakaian. Pada suatu ketika kami
mandi bareng dalam satu kamar mandi, aku berusaha memegang kontolnya
yang belum disunat. Batang kejantananku sudah mulai berdiri. Pertama dia
menolak akhirnya dia diam saja. Dia mulai berusaha melepas tanganku
ketika aku memainkan kontolnya yang ukurannya tidak begitu besar. Sampai
akhirnya batang kemaluanku mulai ereksi dan akhirnya..
"Arkh.. Arkh.. Arkh..", teriakku. Dan spermaku muncrat kemana-mana.
Setelah
kejadian itu dia tidak pernah mau lagi bicara denganku bahkan sampai
kami sama-sama lulus SMP dan lulus SMA. Dan aku dengar dia sekarang
telah menjadi seorang gay dan punya pacar di Jerman (dia kuliah di
Jerman).
Waktu SMP aku punya pengalaman yang tidak mungkin kulupakan bagiku dan bagi seseorang yang merupakan adik sepupuku sendiri.
Aku
mempunyai seorang adik sepupu, sebut saja namanya 'Y'. Kami tinggal di
satu kota yang sama. Dan sejak kecil aku sering bermain dengannya. Suatu
ketika dia menginap di rumahku. Aku sendiri adalah anak tunggal, jadi
aku tidur sendiri di kamarku yang terhitung luas. Setelah si 'Y'
terlelap tidur, nafsu libidoku naik melihat wajah dia yang lumayan
cakep. Dan aku mulai meraba-raba celananya yang berisi batang
kejantanannya. Dia hanya diam saja karena dia telah terlelap tidur.
Akhirnya
aku memberanikan diriku untuk membuka celananya, dan akhirnya
terlihatlah batang kejantanannya yang sudah disunat dan dalam kondisi
belum tegang. Aku baru pertama kalinya mengulum batang kemaluan
seseorang, kukulum batangnya yang perlahan-lahan mulai tegang sambil aku
memainkan batangku juga. Di tengah-tengah permainanku dia terbangun dan
terjaga, dia sempat kaget dan menutup celananya lagi. Dan dia
melanjutkan tidurnya. Aku tidak berani untuk menyentuhnya lagi. Dan aku
hanya melanjutkan mengocok batang kontolku hingga akhirnya spermaku
keluar.
Setelah
kejadian itu, si 'Y' mulai menjauh dariku sampai sekarang ini, meskipun
hubunganku dengan adik cewek si 'Y' malah bertambah akrab.
Ketika
aku menginjak kakiku di bangku kelas 2 SMP, saat itu ada penataran P4
bagi siswa-siswa baru kelas 1. Aku iseng untuk melihat kegiatan mereka
selesai pelajaran. Dan aku pertama kali jatuh cinta pada pandangan
pertama melihat seorang cowok yang duduk di bangku deretan kelas 1F. Aku
pandangi wajah anak itu, wajah yang lucu dan imut. Selesai penataran P4
aku coba bertanya ke kakak kelasku yang menjadi kakak senior dia.
Ternyata anak itu bernama Dandy (dia adalah kakak kandung dari Sandy
yang nanti akan kuceritakan kisahnya).
Kucoba mendekati anak itu..
"Nyo, namamu siapa?" tanyaku.
"Dandy" jawabnya. Aku kurang jelas mendengar kata-katanya.
"Namamu siapa?, Bendy?" tanyaku.
"Bukan Bendy, tapi Dandy" jawabnya.
"Oo, Dandy ya, kenalin namaku Tony" kataku.
Dan
dia menerima perkenalanku dengan ramah. Kucoba mendekati dia dan kucoba
menanyakan alamat rumahnya. Dan akupun mencoba mampir ke rumahnya.
Pertama
kali aku ke rumahnya, aku melihat ada dua orang cowok yang usianya
sekitar 11 tahun dan 8 tahun. Ternyata dua orang itu adalah
adik-adiknya. Pertama aku hanya cuek menghadapi mereka, yang kucari dan
kusukai adalah koko mereka, yaitu Dandy. Hari demi hari aku berusaha
untuk mendekati Dandy. Pada suatu saat aku merangkul Dandy di sekolah,
dia menolak pelukanku. Dan sejak saat itu aku berusaha untuk menghindari
dia, tetapi gejolak rasa suka masih ada.
Kisah
cintaku dengan Sandy dimulai ketika aku sering mampir ke rumahnya. Tapi
maksud aku mampir ke rumahnya adalah untuk menemui Dandy. Aku mulai
jatuh cinta ketika Sandy sering mengajak aku main karambol di rumahnya.
Dan ketika aku mampir rumahnya untuk mencari kokonya, dia selalu
berusaha mengajakku bermain dengannya.
"San, Dandy di rumah tidak?", kataku.
"Pergi Ko, Koko main aja sama aku kan bisa", ujarnya.
"Gaklah, Koko mau les dulu", jawabku.
Sering
dia mengajakku bermain bersama dia. Dan pernah suatu ketika aku main ke
rumahnya waktu hari sekolah libur. Aku ke rumahnya naik sepeda gunung.
Dia mencoba menarik perhatianku dan akhirnya aku mendongengkan beberapa
cerita untuk dia. Kadang aku memainkan organ di rumahnya untuk dia. Dari
situlah aku mulai jatuh cinta kepadanya. Dan aku baru menyadari kalau
wajahnya ternyata lebih tampan dan imut ketimbang Kokonya. Dan ternyata
dialah cinta pertamaku.
Semenjak
kejadian itu aku sering mendengarkan lagu-lagu romantis di rumah. Dan
aku memiliki beberapa lagu yang biasa kukenang sekarang seperti
"Nothing's Gonna Change My Love For You", "First Love" dan "Cintaku
Padamu". Ketika itu Sandy masih menginjakkan kaki di SD Kelas 5.
Sering
aku pulang sekolah mampir ke sekolahnya. Teman-teman dia mungkin
mengira aku Kokonya. Akupun tidak tahu kenapa aku mempunyai perasaan
sayang dan cinta terhadapnya. Aku mencintai dia sebagai adik, anak,
kekasih dan temanku. Aku mencintai dia sebagai ke-4 figur itu.
Dan
terkadang ketika aku sedang bermain ke rumahnya, dia sedang duduk
santai di depan rumahnya. Ketika itu dia sedang memakai celana pendek
dan kaos. Dan aku melihat dari celah celana pendeknya buah pelirnya,
tetapi dia tidak menyadarinya. Ingin sekali aku memegang batang
kemaluannya, tetapi aku masih takut untuk itu, karena memang aku
mencintainya bukan karena nafsu tetapi aku mencintai dia apa adanya
seutuhnya.
Kadang
waktu aku bertemu dia, aku iseng menyentuh celananya tepat di batang
kemaluannya, dia selalu berusaha menepis tanganku. Pernah ketika aku
sedang bermain ke rumahnya dia bertanya..
"Koko sudah sunat belum?" tanyanya.
"Rahasia, kalau kamu gimana?" balasku.
"Belum kok Ko" katanya.
Setelah
aku mengenal Sandy aku tidak pernah mengalihkan cintaku kepada orang
lain. Cuma kebiasaan mengintip teman-temanku, adik kelasku di sekolah
kadang masih aku lakukan. Terkadang aku iseng memegang batang kemaluan
mereka ketika mereka sedang buang air kecil.
*****
Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya-selamanya
Penggalan dari lagu "Selamanya Cinta" oleh Yana Yulio.
*****
Kata
orang cinta di saat masa-masa sekolah dikatakan "Cinta Monyet", tetapi
bagi aku cintaku kepada Sandy bukanlah cinta monyet. Sudah 10 tahun aku
mengenal Sandy sampai detik ini, aku masih mencintai dia lebih dari
segalanya. Bahkan cintaku itu melebihi cintaku terhadap orang tuaku
maupun melebihi cintaku kepada diriku sendiri.
*****
Cintaku padamu takkan berubah
Walau ditelan waktu
Biarlah kan kusimpan dalam hati
Cinta yang tulus ini
Dan pada suatu saat nanti
Pasti kan kau sadari
Penggalan
dari lagu "Cintaku Padamu" oleh Ita Purnamasari yang selalu kunyanyikan
ketika aku akan bertemu dia di sekolahnya atau di rumahnya.
*****
Bahkan
aku selalu rindu kepadanya, meskipun jarak rumahku dengan rumah dia
sangat dekat. Dan kadang aku melakukan hal yang konyol. Hampir tiap hari
aku mondar mandir dengan sopirku melewati rumahnya hanya untuk bisa
melihat dia. Tapi aku selalu takut kalau Sandy bukan gay dan dia hanya
menganggapku sebagai Kokonya. Aku takut kehilangan dia. Dan setiap aku
jalan dengan dia aku selalu berusaha mencari perhatiannya, dan kadang
aku memeluk pundaknya.
Kadang
aku mampir ke rumahnya hanya untuk menemani dia menonton film silat di
rumah dia. Dan dia selalu memperhatikan jenis baju apa yang aku sukai,
dan pada suatu hari kami bisa saling menelepon berjam-jam lamanya.
Bahkan aku selalu menyempatkan diri bertemu dia sepulang les.
*****
Ada rindu di hatiku
Kini sedang mengganggu
Mengganggu lamunanku
Hingga aku ingin jumpa denganmu
Aku hampir tak percaya
Menghadapi semua kenyataan
Yang terjadi dan menyayat di hati
Sanggupkah aku menghadapi hidup ini
Tanpa dirimu
Mengapa begitu cepat engkau pergi
Tinggalkan aku..
Sepertinya aku bermimpi
Kini tinggalkan kenangan
Yang tak mungkin kulupa
Dan doaku untukmu
Semoga saja kau di sana bahagia
Syair lagu "Sanggupkah Aku" oleh Ita Purnamasari.
*****
Sampai-sampai
sehari tanpa telepon dari dia aku sudah merasa kehilangan sesuatu dalam
hidupku. Dan akhirnya pada suatu ketika dia bertanya padaku di
telepon..
"Koko homo ya?", katanya.
"Siapa bilang itu, San?", balasku.
"Temen-temene Kokoku yang bilang", jawabnya.
"Kata mereka Koko suka aku", tambahnya.
"Kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?", tanyaku.
Setelah
kejadian itu dia masih tetap menghubungiku, dan aku sering bertemu dia
di tempat kursus Inggris di "Solo Lab". Dan sepertinya Mama Papanya
sudah mencium gelagat bahwa aku homo. Jadi aku sering ke sekolahnya
menemui dia. Dia pun pernah berkata bahwa Mamanya melarangnya bertemu
aku. Waktu itu dia sudah duduk di SD kelas 6 aku SMP kelas 3. Aku pun
sering kalau pulang pagi dari sekolah, aku sempatkan ke sekolahnya
bertemu dengan dia. Dan aku sempat memotret dia di sekolahnya.
Bahkan
aku sering sembunyi-sembunyi bertemu dengan dia tanpa sepengetahuan
Mama Papanya. Kadang hal itu menyakitkan bagiku, tetapi aku sudah puas
bisa melihat wajahnya dan bertemu dengan dia walau sebentar.
*****
Tahun 1996
Akhirnya
dia lulus SD dan aku lulus SMP. Dia masuk ke SMP biasa saja karena
DANEM dia kurang baik, sedang aku masuk ke SMA terbaik di kotaku. Aku
sempat kehilangan kontak dengan dia, karena Papa Mamanya mulai mengawasi
dia. Tetapi ada bintang penolong bagiku, aku kenal dengan guru Teater
dan guru Geografinya yang namanya Pak Jarot dan Pak Tri. Sehingga aku
dapat dengan leluasa main di SMP-nya kalau ada waktu senggang di kala
aku pulang pagi dari SMA-ku. Dan pernah aku ikut masuk ke halaman
sekolahnya sewaktu dia istirahat dengan leluasa karena Pak Jarot yang
membawaku masuk. Kadang dia cuek saja ketika aku memanggilnya,
seolah-olah dia tidak kenal aku. Akupun bingung dengan watak Sandy,
kadang dia tersenyum dan menyapaku, kadang dia cuek.
Sering
kali sepulang sekolah aku selalu sengaja naik motor mengambil jalan
yang sering dilalui Sandy supaya aku dapat berpapasan dengan dia. Sampai
detik itu aku belum tahu apa Sandy gay apa bukan. Tapi di telepon dia
sering mengatakan kalau dia mencintaiku. Aku pun selalu mengklarifikasi
ke dia apakah dia menyayangi ataukah mencintaiku. Karena kata "Cinta"
dan "Sayang" menurutku mempunyai arti yang berbeda. Dia mengatakan bahwa
pada suatu saat dia mau tinggal bareng denganku. Aku masih ingat akan
kata katanya itu. Dan sampai detik itu aku belum pernah "ML" dengan dia.
Aku benar-benar mencintai dia dari lubuk hatiku dan bukan sekedar
karena nafsu.
Rasanya
aku punya ikatan batin dengan dia. Aku selalu tahu dimana dia berada.
Misalkan dia sedang jalan jalan bersama adiknya Ke Matahari Plasa, aku
tahu dia di sana. Entah dengan Sandy apakah dia mempunyai perasaan yang
sama. Bahkan kalau dia sakit pun aku ikut merasakan. Bahkan sampai
sekarang pun aku masih mempunyai perasaan itu. Kadang aku bisa tahu dia
ada di Mall Taman Anggrek di hari itu. Atahu dia ada di Mall Citra Land
Semarang. Aku selalu merasa kalau aku akan bertemu Sandy.
Bersambung...
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
No comments:
Post a Comment