Seperti ada semangat baru semenjak
aku berteman dengan ADI.
Aku tak tahu, aku merasa ada harapan
bahwa ADI akan menjadi kekasihku. Apalagi yang kuharapkan? Dia punya pekerjaan
tetap, punya attitude yang baik dan selalu punya waktu untukku.
Kemarin sepulang ngantor, kami
bahkan berkomunikasi by chat hingga 3 jam lamanya. Ini termasuk rekor chat
terlama dalam kisah hidupku. Sepertinya bodoh banget, ya!
Haregene kan sudah ada fasilitas
ngobrol gratiss!
Kemarin aku bahkan langsung diajak
video chat dengan brondong yang kukenal lewat BLUED, situs pertemanan gay yang
baru ku install di androidku. And you know, anak sekarang memang lebih atraktif!
Ada yang bahkan tak segan mengajakku coli bareng usai melihat
penampakanku yang (katanya) seksi luar biasa. Hah, seksi dari sedotan plastik
apa? Mana ada sih pria 45 tahun yang seksi?
Bahkan seleb sekelas Tom Cruise sudah tak terlihat seksi lagi meski sudah
menjalani operasi plastik dan suntikan-suntikan botox yang nggak jelas
efektifitasnya itu.
“Sumpah, kamu seksi mas! I love you!”
“Hoi. Ciyus, kamu?”
“Apanya?”
“Yang kamu cinta saya itu?”
“Ciyus”
“Jadi kita jadian nih?”
Tak ada jawaban dari brondong
keparat itu. Dasar brondong sekarang
ya! Ngomong nggak pake udel. Katiwasan saya udah kegeeran luar biasa. Rasanya sudah mau menyerahkan jiwa dan ragaku
padanya saja usai dia mengatakan ‘I Love You’ itu.
Padahal dia cuma mau pengen ngajak aku
onani bareng by cam.
Ogah! Itu hanya akan kulakukan saat bersama kekasih
saya saja. Lagian apa sih menariknya coly by cam? Tangan kanan pegang hape, tangan kiri pegang
kenti. Badan menggeliat menahan
nikmatnya rasa akibat kocokan di kontol, mulut mengeong-ngeong, tapi tangan
tetep harus menahan posisi hape biar terlihat tetap fokus!
Ini coly apa akrobat?
**
Back to ADI ya.
Ternyata aku baru tahu bahwa ADI itu
tentara. Tentara ganteng pastinya. Kalau tentara ecek-ecek, maaf saya sudah
menghentikan kencan saya dengan tentara ecek-ecek.
Mereka itu cuma mau enaknya saja.
Terus apa dan mana enaknya buat
saya? Nggak ada. Paling aku cuma dijadikan bahan pelampiasan
dia saja. Semua pengeluran toh aku yang tanggung, mulai dari makan, minum, sewa hotel sampai sangu mereka pulang pun aku yang nanggung. Aku paham dan mengerti
itu. Tapi lama-lama kan capek juga.
Tapi Adi sepertinya tentara yang berbeda.
Dia nggak ingin berlaku seperti pria-pria
(tentara) yang lain. Bahkan soal sekspun sepertinya dia menganut paham menjaga
virginitas hingga saat pelaminan nanti.
Yakin, kau masih perawan DI?
Pasti tidaklah. Dia mengaku sudah pernah menjalin hubungan
dengan pria lain. Jelas pernah khilaflah. Pasti dia pernah minta ditusuk. Atau mungkin dia yang menusuk pantat pacar lelakinya itu. Apa yo bisa puas kalau ML cuma gesek-gesekan
saja? ATM kale digesek!
Tapi aku menerima saja.
Aku bahkan berterus terang,
tiba-tiba saja mencintainya. Memalukan
sebenarnya. Bagaimana bisa sang Ratu Cinta
bisa mengutarakan cinta kepada lelaki yang bahkan belum pernah dia temui?
Cinta hanya lihat foto?
Duhai LOV, sadarlah. Otakmu pasti sedang rusak. Akalmu pasti ada yang sedang tersumbat. Kamu
pernah bilang, siapa saja bisa jadi apa saja di internet. Bahkan seekor anjingpun bisa mengaku sebagai
tentara di internet.
Hah.
Mantan gue anjing semua!
(sorry, ini curcol tak pantas)
Tapi lama kelamaan aku mulai
mencurigai sosok ADI ini. Dia yang
semula mengaku sebagai fans blog-ku, nyata-nyata tak tahu siapa Dewa, Denmas
Tenteng, API dan tokoh-tokoh yang kutuliskan di blogku.
Pembaca baru blogku ini bahkan hapal
luar biasa tokohku satu persatu.
Mereka masih ingat betapa ganasnya
denmas tenteng menyetubuhiku di hotel mrah di tengah kota! Mereka masih merasakan bagaimana susahnya aku
menggapai cinta Dewa. Mereka masih tahu
bagaimana panasnya lubangku usai diperkosa Api di mess bintara kala itu.
Satu poin kebohongan ADI aku catat.
***
“Yank, aku pengen liat fotomu pagi
ini”
Itu satu pintaku tiba-tiba. Aku ingin melihat apakah dia sudah bisa bahagia
setelah beberapa hari berhubungan denganku.
Jujur aku ingin melihatnya berudah, from sad-man menjadi mr-happy.
Dan apa yang dia lakukan?
Dia baru mengirim fotonya pada pukul
08.10 pagi. Padahal requestku jam 6
pagi, saat dia pamit mau mandi. Mana
foto yang dia kirim adalah foto dua minggu yang lalu. Apa iya sesulit itu membuat foto selfie? Haduh!
Homo sekarang mana ada yang gak suka selfie?
Nggak usah ngomong profesi sebagai
seorang tentara, ya!
Dewa itu tentara, tapi demen
selfie. Nggak jarang dia minta difoto
berdua dengan pose yang naudzubilah, bahkan aku saja kadang merasa jijai. Jijai maricai. Tapi kejijaianku padanya itu yang membuatku
mencintainya hingga kini.
Trus apa yang membuat ADI tak mau
mengirim foto terbarunya?
Dua poin cacatnya ini aku catat.
****
“Aku mau pergi malam ini”
“Kemana?”
“Ke Jogya”
“Ngapain?”
“Nemui kamulah ay”
“Saya nggak bisa nemui kamu mas”
“Ya nggak papa. Aku cuma mau jalan sendiri saja”
Lama tak ada balasan chat.
Kalian pasti tahu, yang namanya LOV
itu kadang berbuat nekad. Hanya demi menemui
cintanya, dia kadang tak mempedulikan kondisi kesehatannya. Kalian pasti masih ingat
disela kesakitan di punggungnya karena HNP, dia masih sanggup menempuh
perjalanan selama 6 jam menuju kota Pati, kota kecil di Jawa Tengah sana,
dengan mengendarai bus yang sopirnya
seperti Dewa Mabuk. Alhamdulillahnya,
semua berjalan dengan lancar.
Dan malam ini, Lov mau berbuat nekad
lagi.
Sayangnya ADI nyatanya cuma tentara
cemen yang bahkan tak punya waktu semenitpun untuk bertemu denganku. Dia janji, dialah yang akan mengunjungiku nanti.
Nantinya kapan?
Sampai kiamat menjelang?
Hahaha basi tahu!
Saya terkesan memang tak
sabaran. Tapi memang itulah saya. Saya tak mau berjuang untuk hal yang
pasti. Aku harus meyakinkan diri, melihat
dengan mata kepalaku sendiri bahwa ADI itu memang nyata adanya.
Bahwa ADI bukanlah seekor anjing
yang menyamar menjadi kekasih yang baik, tampan, seksi, beratitude di
chat. Saya tidak butuh kekasih anjing di
dunia maya.
Mending berkasih dengan kucing yang buruk attitude
tapi benar-benar nyata adanya. Biar
sekalian saja sakit hatinya.
Jadi, malam itu saya memutuskan akan
KICK sang ADI dari hubungan semu kami.
Lupakan saja kisah Dayang Sumbi mencumbu Sangkuriang. Lupakan kisah cinta terlarang itu.
Biarlah di kisah kali ini, Dayang
Sumbilah yang menendang perahu hingga terbalik dan menjadi gunung yang
membatasi ruang antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Biarlah kisah ini menjadi kisah ringan yang sedap dinikmati sambil
menyeruput kopi di pagi hari.
“Sangkuriang, ternyata kamu anjing!”
“Sayang ...”
“Nggak ada sayang. Yang ada palamu peyang!”
“Dengarkan aku dulu sayang ...”
“Maaf, telingaku sudah tuli denger gonggonganmu”
“Mamah ...”
“Anjing! Aku bukan mamah hengky!”
“Papah ...”
hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi "Serial Pelepasan" dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :)
pelepasan remah 1 (episode 1)
Pelepasan Remah ke 2 (episode 2) Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 (episode 3) Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 (episode 4) Klik disini
Pelepasan remah ke 5 (episode 5) klik disini
Pelepasan Remah ke 6 (episode 6) Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 (episode 7) Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 (episode 8) klik disini
Pelepasan Remah ke 9 (episode 9) klik disini
Pelepasan Remah ke 10 (episode 10) klik disini
No comments:
Post a Comment